Ikut Jalur Independen, Ahok Ngaku di Ujung Tanduk

POSISI Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama pascaputusan independen kini di ujung tanduk. Dia mengaku keputusannya sangat beresiko dan rentan dengan kegagalan dalam pemilihan gubernur DKI 2017.

"Makanya saya bilang resiko di saya loh. Saya pun di ujung tanduk nih. Kalau partai marah, artinya partai enggak calonkan saya," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (7/3).

Ahok menjelaskan posisi PDI Perjuangan sebenarnya ingin mendukung bahkan mengusung dirinya menjadi calon Gubernur DKI. Namun, keberadaan Teman Ahok membikin dirinya berpikir dua kali. Kini dia lebih memilih jalur Independen ketimbang partai.

"Ini ibarat ada mobil bagus yang lengkap dengan sopir mau ke kota. Tapi kalian (Teman Ahok) ngajak saya naik bus," terang Ahok.

Karena sejumlah pertimbangan, Ahok akhirnya memperbolehkan Teman Ahok mengisi nama Heru Budi Santoso menjadi calon wakil gubernur mendampingi dirinya. Namun keputusan itu dia rasa beresiko. Pasalnya belum tentu Teman Ahok mampu kembali mengumpulkan 1 juta dukungan sampai bulan Juli mendatang.

Jika benar Teman Ahok tak mampu mengumpulkan KTP, maka Ahok telah melewatkan kesempatannya untuk diusung dari partai terutama dari PDI Perjuangan. Sebab, sebelumnya Ahok sudah blak-blakan ingin menggaet Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.

"Kalau memang enggak bisa capai dan partai tak mau usung saya berarti jabatan saya sampai oktober 2017. Saya rela dan saya ikhlas," tandas dia.

Sebagai catatan waktu pendaftaran balon gubernur DKI jalur parpol adalah bulan Agustus 2017 dan pendaftaran jalur independen adalah bulan Juli. Sementara hingga kini PDIP belum menentukan sikap politiknya.

Ini artinya, Teman Ahok harus mengumpulkan dukungan Ahok-Heru paling sedikit dalam waktu tiga sampai empat bulan mendatang. Jika tidak, Ahok beresiko gagal maju dalam Pilgub DKI 2017. (OL-1)