Perang Teroris Terhadap Polisi Makin Nyata

Putri Anisa Yuliani
25/5/2017 21:26
Perang Teroris Terhadap Polisi Makin Nyata
(Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. MI/Susanto)

TEROR bom di Kampung Melayu Jakarta Timur semakin membuktikan bahwa aksi perang teroris terhadap Polri makin nyata. Untuk itu segenap anggota Polri diharapkan semakin meningkatkan kewaspadaan, terutama para polisi yang bertugas di lapangan.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyebut pada Desember 2015 Mabes Polri pernah mengingatkan para Kapolda dan Kapolres agar meningkatkan kewaspadaan yang tinggi terhadap penjagaan markas komando maupun para personilnya terhadap serangan bom bunuh diri dari ransel maupun bom lempar (impact).

"Setelah peringatan itu sempat terjadi beberapa kali serangan terhadap kantor polisi maupun anggota polisi di jalanan. Namun korbannya tidak sebanyak dalam serangan teror bom di Kampung Melayu," kata Neta dalam siaran persnya, Kamis (25/5).

Serangan teror di Kampung Melayu adalah serangan terbesar yang pernah dialami Polri dalam sejarah terorisme di Indonesia. Sebab ada 3 polisi tewas, 5 polisi luka, serta 5 warga luka dalam serangan teror itu.

Jatuhnya korban dari pihak kepolisian pun membuktikan terlalu naif jika masih ada pihak yang menyebut aksi teror adalah sebuah rekayasa untuk pengalihan isu maupun pencitraan. Menurut IPW, serangan di Kampung Melayu jelas menyasar polisi karena ada personel yang memang ditempatkan secara khusus untuk mengamankan jalannya pawai obor menjelang bulan Ramadan yang diselenggarakan masyarakat.

"Dari kasus Kampung Melayu terlihat bahwa para teroris semakin agresif dan nekat melakukan perang terbuka terhadap Polri. Bagaimana pun hal ini perlu diantisipasi Polri agar anggotanya tidak kembali menjadi bulan-bulanan teroris," tuturnya.

Ia menambahkan, jaringan dan otak serangan ini harus segera diungkap dan ditangkap. Sepertinya para pelaku bom bunuh diri itu juga 'korban' karena bisa jadi bom itu diremot oleh aktor intelektual pelaku teroris.

Selain itu bukan mustahil bom Kampung Melayu merupakan bagian kecil dari serangan aksi teror global. Sebab, sebelumnya juga terjadi aksi serangan teror bom di sejumlah negara seperti yang terjadi di kota Manchester, Inggris. Hanya saja pelaku teror di Indonesia tergolong pengecut. Setelah melakukan serangan mereka 'tidur' tanpa ada pernyataan atau tuntutan apa pun.

"Berbeda dengan beberapa serangan teror di negara lain, pihak penyerang langsung menyatakan bertanggung jawab. Akibat serangan 'gelap' ini, setiap kali muncul aksi teror selalu muncul isu atau spekulasi bahwa aksi teror itu merupakan rekayasa untuk pencitraan," ungkapnya.

Polri pun diminta untuk tetap fokus mengungkap jaringan pelaku dan tidak terpengaruh dengan polemik serta tuduhan itu.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya