Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERPADUAN elemen seni dan alam kental terasa di Festival Gunung Ciremai 2018 tepatnya di Bumi Perkemahan Palutungan dan Bumi Perkemahan Ipukan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (23/12).
Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini merupakan wujud sinergitas multipihak kaki Gunung Ciremai. Mulai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, Pemerintah Kabupaten Majalengka, Mitra Pengelola Gunung Ciremai, Seniman, Budayawan, Aktivis Lingkungan dan Dandim Kuningan, hadir mewarnai Bumi Perkemahan Palutungan.
"Selamat menikmati alam Gunung Ciremai," ucap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kuswandono saat membuka Festival, Sabtu (22/12).
Kuswandono pun menyampaikan festival yang digagas bersama ini merupakan awal persatuan elemen di kaki Gunung Ciremai. Kegiatan ini diusung bersama untuk kemajuan rakyat.
Sebagai pembuka festival, yakni sebanyak 15 pendaki dilepas dalam kegiatan Training of Trainer yang disupport Federasi Mountenering Indonesia (FMI). Kemudian dilanjutkan dengan pagelaran seni budaya Sunda, Lengser, yang biasa ditampilkan untuk menyambut tamu. Sejumlah wisatawan mancanegara juga turut hadir dalam festival ini.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Direktur Kemitraan Lingkungan, Jo Kumala Dewi, mewakili Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).
"Luar biasa, alam pun bersama kita dalam menyukseskan Festival Gunung Ciremai," ungkapnya.
Sebagai salah satu bentuk edukasi, talkshow juga digelar dengan tema "Konektivitas Alam, Seni dan Budaya" yang bercerita tentang kawasan konservasi dapat mengangkat masyarakat penyangga dengan berdaulat.
Bupati Kuningan Acep Purnama pun mengapresiasi tema konservasi yang diangkat kali ini.
"Kuningan sebagai pintu masuk Gunung Ciremai dan Kabupaten konservasi mendukung kedaulatan rakyat dan siap melanjutkan," kata Acep.
Hal serupa juga diungkapkan Bupati Majalengka yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka. Pihaknya siap mendampingi masyarakat, agar mampu mandiri dan swadaya.
Selain itu, Balai TNGC juga menggelar soft launching dua buku berjudul "Berkah Menara Hijau di Parahiyangan Timur" dan "Pendakian". Sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), juga turut mengisi acara festival ini, antara lain dari Balai Taman Nasional Bali Barat, Balai Taman Nasional Ujung Kulon, dan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Turut hadir pada Festival Gunung Ciremai, Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK yang menutup secara resmi acara "Kesini" di Bumi Perkemahan Palutungan serta menyampaikan apresiasi kepada Kepala Balai TNGC, Pemerintah Daerah Kuningan dan Majalengka, serta seluruh pihak yang mendukung Festival Gunung Ciremai.(RO/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved