Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI Jakarta, hanya sedikit restoran Jepang yang berfokus pada yakitori, metode memanggang daging, lazimnya daging ayam, menggunakan tusuk satai di atas bara api.
Kini, Junsei Yakitori and Bar hadir di area Senopati menawarkan gaya intim dan elegan yang terinspirasi dari seni origami, yang menyimbolkan harapan dan penyembuhan.
Memaknai namanya yang berarti “suci” dalam Bahasa Jepang, Junsei mengusung autentisitas rasa Jepang untuk Indonesia.
Baca juga : Oishiwa Japanese Delicatessen Hadir di Transmart Central Park
Berprinsip zero-waste cooking, Junsei memaksimalkan beragam bagian dari ayam, termasuk potongan yang jarang ada seperti ampela, leher, arteri, hingga jengger.
Setiap hari, hadir 16 jenis satai ayam, dimeriahkan rotasi delapan bagian lainnya yang unik sebagai daily specials, yang semuanya bersumber dari free-range prebiotic chicken dan dry-aged chicken. Saus tare berumur 60 tahun digunakan sebagai marinasi dan olesan di kedua lokasi Junsei.
Satai sayur, donabe (rice bowl), dan beberapa hidangan gurih Jepang juga ada, yang semuanya pas diiringi sake dalam penyajian carafe atau cocktail.
Baca juga : Restoran Unik Khas Negeri Sakura Kanza Japanese Grill & Bar Hadir di Jakarta
Tumbuh di keluarga pebisnis restoran di Jakarta, Chef Aman Lakhiani membuka Junsei di London selepas mengejar studi culinary entrepreneurship di Johnson & Wales University di Rhode Island, Amerika Serikat (AS), tempat dirinya bertemu Zach Farr, yang kemudian bersama-sama mendirikan Junsei di London.
Pengalaman dapur Aman termasuk di restoran Dos Palillos yang berbintang MIchelin (restoran Jepang dari Albert Raurich, eks Head Chef di El Bulli), Restaurant Locavore, Namaaz Dining, dan Akira Back Jakarta. Tokyo yang ingar-bingar menjadi kota yang mempesona Aman hingga ia akhirnya mengejar sertifikasi sushi chef di Tsukiji Sushi Academy.
Menu pre-opening di Junsei:
Baca juga : Nikmati Kuliner Khas Jepang di Rooftop Hotel Bintang 4 Jakarta dengan Panorama Ibu Kota
Kayu Sumatra digunakan sebagai kayu bakar karena sifatnya yang menyerupai binchotan dari Jepang yang digunakan Junsei London. Bara apinya menghasilkan panas konstan, sedikit asap, dan memasak bahan secara perlahan (slow cooking). Hasilnya, yakitori dengan efek bakar memesona, berpadu tekstur juicy.
Hot seat di Junsei adalah sebaris bar stool di depan tempat pemanggangan, seakan front row untuk menyaksikan para koki yang beraksi dinamis kala mengipas-kipas satai.
Di sini, mari berkenalan dengan Adis, Head Chef untuk Junsei Jakarta yang siap meneruskan kecintaan Aman terhadap keseruan memasak di atas api. Jadwal Aman kini termasuk terbang Jakarta-London untuk mengawasi Junsei di kedua kota. (Z-1)
Keunggulan utama Gyukatsu Kyoto Katsugyu terletak pada proses penggorengan mereka.
Oishiwa Japanese Delicatessen menyediakan berbagai pilihan menu yang sangat populer dan diminati.
Di Bandung, Futago memperkenalkan menu andalan mereka yaitu Creamy Miso Udon
Dodonyaki menyajikan konsep unik dari yakiniku donburi, dengan daging yakiniku yang diiris tipis-tipis dengan tekstur empuk dan lembut disajikan di atas nasi butter.
Haraku Ramen mengusung konsep self-service sehingga pelanggan dapat memilih menu ramen dan berbagai pilihan gorengan ala Jepang.
Di Junsei Yakitori and Bar, aneka yakitori atau satai jepang disajikan chef Aman Lakhiani yang juga telah membuka resto ini di London, Inggris.
"Kalau yakitori, semua bagian ayam bisa jadi menu, yang dibuang tulangnya saja. Ada menu kepala, sayap, dada sampai isiannya juga bisa."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved