Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dosen Fisip Unas Dr Irma Indrayani Gelar Bedah Buku Materi Disertasi

Indrastuti
30/7/2024 16:47
Dosen Fisip Unas Dr Irma Indrayani Gelar Bedah Buku Materi Disertasi
Dr Irma Indrayani M Si.(Dok Unas)

KEMAMPUAN suatu negara dalam membangun industri pesawat terbang adalah indikator utama kemajuan ilmu pengetahuan dan kekuatan ekonomi negara tersebut.

Hal tersebut menjadi bahan disertasi Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Nasional (Unas) Dr Irma Indrayani M Si. Materi tersebut kemudian dituangkan dalam buku berjudul Pengaruh Asing dalam Kebijakan Nasional Studi Kasus Pengembangan Industri Pesawat Terbang.

Negara yang sudah sanggup memproduksi pesawat terbang bisa dipastikan sanggup memproduksi alat lain seperti mobil dan kapal laut.
"Namun, dalam konteks Indonesia, tidak adanya political will pemerintah dalam mengembangkan industri strategis ini menjadikan industri pesawat terbang nasional menjadi terhenti atau tidak berkembang," ujar Irma dalam bedah buku tersebut, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Baca juga : Ian Zulfikar Raih Gelar Doktor Lewat Dua Pendekatan Sosek Politik

Buku yang ditulis Irma Indrayani ini mengkaji studi ekonomi politik terkait kebijakan pemerintah Indonesia terhadap industri pesawat terbang nasional periode pasca Orde Baru.

Buku ini menganalisis kontestasi para aktor dalam negeri yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.

"Tujuan buku ini utamanya untuk menunjukkan industri pesawat terbang merupakan industri strategis yang melibatkan rancang bangun sarana/prasarana, manufaktur, teknologi, finansial yang tinggi, serta menuntut kerja sama antarnegara, baik secara bilateral maupun multilateral," terang Irma.

Baca juga : Bedah Buku Bek Karya Mahfud Ikhwan tentang Sepak Bola Metafor Perjuangan

Irma melanjutkan buku yang ditulis dari hasil disertasi ini pada dasarnya ingin memberikan suatu wawasan bahwa dalam berbangsa dan bernegara, dalam membuat kebijakan, tidak lepas dari pengaruh asing. 

"Sebagai suatu bangsa harus mampu melihat positioning kita agar nantinya dapat bernegosiasi atau berdiplomasi terhadap apa yang ingin kita capai dalam menghadapi tekanan-tekanan dari luar,” kata Irma.

Ia berharap lahirnya buku ini bisa memunculkan kesadaran dan pemahaman mengenai politik global dan pengaruhnya terhadap politik nasional.
“Dengan begitu, kita bisa membuat kebijakan yang berpihak pada bangsa sendiri sehingga dapat memajukan negara kita,” katanya.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Buku Pikiran dan Ide Prof Paiman Raharjo

Saat membuka kegiatan bedah buku yang diselenggarakan program studi Doktor Ilmu Politik Fisip Unas itu, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Politik Fisip Unas Dr TB Massa Djafar M Si menyampaikan negara yang berdaulat tidak terlepas dari intervensi asing. Intervensi asing bisa masuk ke berbagai sektor salah satunya adalah industri pesawat.

“Karena itu, kita harus membangun negara lebih berdaulat agar tidak diintervensi asing dan hal ini bisa terjadi jika kita memiliki satu spirit nasionalisme,” ujar Massa Djafar.

Dalam sesi diskusi bedah buku yang dipandu moderator Dr Eddy Guridno selaku Dosen di program studi Doktor Ilmu Politik Fisip Unas, hadir antara lain sebagai pembahas yakni Prof Dr Didin S Damanhuri dan Prof Aleksius Jemadu Ph D.

Kegiatan ini dihadiri para pakar dan akademisi yaitu mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Periode 2014-2016/Guru Besar Unas Prof Dr Yuddy Chrisnandi SH SE ME dan Guru Besar Unas yang juga Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Syarif Hidayat. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya