Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENAWARKAN produk dengan harga berlipat-lipat kali lebih tinggi daripada barang serupa di pasaran tentu bukan hal mudah. Namun, jenama fesyen lokal, Artkea, mampu melakukannya. Senang ‘repot’ menjadi salah satu kunci yang membuat merek ini tidak hanya mampu bertahan selama lebih dari tiga dekade, tetapi juga terus berkembang.
Bagaimana kiatnya? Berikut penjelasan desainer yang juga Chief Marketing Officer Artkea, Atya Irdita Sardadi, pada peresmian flagship store pertama Artkea di Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. Toko berkonsep one stop shopping ini menampilkan lini-lini produknya yaitu Classic, Lace, Stripes, Bloom, dan Colours.
Produk yang memiliki added value atau nilai lebih membuatnya unggul jika dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Keunggulan itu menjadi salah satu kunci agar produk premium bisa diterima konsumen. Keunggulan Artkea antara lain terletak pada penggunaan kain yang 100% terbuat dari serat alami, seperti sutra, katun, dan linen. Kain jenis ini lebih nyaman dipakai daripada kain yang terbuat dari serat sintetis seperti poliester. Keunggulan lainnya adalah desain elegan dan pengerjaan yang rapi.
Baca juga : Ikuti Perkembangan Fesyen, Felancy Berinovasi dengan Logo Baru
“Kami senang repot, dalam arti memperhatikan semua aspek sampai ke hal-hal detail. Contohnya, untuk baju di lini Stripes yang menggunakan kain bermotif garis, selain jahitan harus super rapi, enggak boleh ada bagian yang ‘keriting’, pada bagian jahitan motif garis harus ketemu garis mili by mili, jadi nyambung. Untuk itu, quality control harus kuat,” terang Atya.
Setiap peluncuran produk baru perlu didahului riset mendalam untuk memahami kebutuhan konsumen dan perkembangan tren fesyen. Inilah yang dilakukan Artkea. Atya mengisahkan lahirnya lini produk Lace. Awalnya, ia dan sang ibu yang juga pendiri Artkea, Tini Sardadi, merasakan kebutuhan akan pakaian formal ready to wear untuk acara resmi seperti resepsi. Namun mereka sering kesulitan saat mencari pakaian yang cocok dari segi desain, waktu, dan biaya. Rupanya, kendala tersebut juga dialami oleh banyak orang. Maka, tercetuslah ide untuk membuat pakaian formal berbahan brokat yang akhirnya menjadi lini produk Lace.
Saat ini Artkea memiliki lima lini produk. Kelimanya lahir satu demi satu sebagai hasil inovasi yang tak henti. Saat didirikan pada 1993, Artkea memulai perjalanannya dengan produk aksesori rambut eksklusif. Seiring berjalannya waktu, koleksinya bertambah, mulai dari bando dan jepit rambut, kerudung, selendang, hingga mukena mewah yang kemudian masuk dalam lini produk Classic.
Baca juga : Gerak Bersama Wujudkan Ekonomi Sirkular Cegah Dampak Fast Fashion
Baru pada 2017, Artkea meluncurkan pakaian ready to wear dalam lini Lace. Koleksinya mencerminkan esensi busana koktail Indonesia dengan sentuhan klasik dan modern pada material brokat dengan desain yang abadi. Lalu, pada 2019, lini Stripes hadir dengan fokus pada motif garis dipadu aplikasi brokat dan pleats. Koleksi ini menampilkan kesan kasual yang elegan.
Pada 2021, inovasi kembali dilakukan melalui lini Bloom yang menampilkan desain motif orisinal dan ilustrasi digital sarat detail, menjadikan pemakainya terlihat unik namun tetap anggun. Lalu, untuk tampilan simpel namun terkesan mewah dan berani, pada 2022 lahir lini Colours yang menawarkan koleksi berbahan satin dan katun berwarna-warni.
Menawarkan produk premium berarti harus siap menghadapi konsumen yang membandingkan harganya dengan produk merek lain. Di sinilah pentingnya edukasi konsumen agar mereka memahami apa keunggulan produk yang membuat harganya lebih tinggi. “Kita harus mampu menjelaskan nilai lebih produk kita, termasuk menonjolkan craftsmanship dan hal-hal detail,” pungkas Atya. (B-1)
Puncak malam AYTM 2024, para juri menetapkan Ibnu Nusyi asal Aceh Besar untuk kategori laki-laki. Sedangkan, kategori perempuan diraih Syafira Mustaqilla asal Langsa.
AYTM akan menjadi peluang bagi anak muda Aceh untuk berkembang di tingkat nasional dan internasional.
Rajutan, yang dulu identik dengan selimut nenek yang digantung di sofa, kini telah menjadi salah satu tren fesyen utama di berbagai kalangan.
Para peserta program AMANAH Fashion Designer mempresentasikan salah satu dari sembilan desain yang telah mereka persiapkan sebelumnya
Penggunaan teknologi digital memungkinkan desainer untuk menciptakan, menguji, dan memproduksi produk dengan lebih efisien.
Speed Jersey akan menyediakan pakaian pertandingan, pakaian khusus latihan, dan pakaian perjalanan untuk para atlet timnas bola voli putra dan putri Indonesia, di level junior dan senior.
Koleksi bertajuk Chara tersebut merupakan kolaborasi antara jenama et cetera yang lekat dengan potongan busana timeless dengan Nadjani yang identik dengan motif abstrak
Para pelari mengenakan jersey yang diproduksi PT Mitra Kreasi Garmen.
Koleksi ini mengambil inspirasi dari hampir 20 siluet untuk olahraga termasuk karate, anggar, sepak bola, gulat, lompat jangkit dan bahkan lari rintang.
Koleksi yang dipamerkan antara lain seri Gem of Khatulistiwa, Permata Nusantara, Wayang Collection.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved