Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PSIKOLOG anak dan keluarga dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Samanta Elsener mengungkapkan sejumlah dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak yang masuk Sekolah Dasar (SD) sebelum usia yang tepat.
"Perkembangan psikososial anak perlu diperhatikan. Jika hasil psikotes menunjukkan anak mampu mengikuti proses belajar di SD, maka orang tua dapat mempertimbangkan untuk menyekolahkan anak pada usia 6 tahun. Jika tidak, maka psikolog tidak akan merekomendasikan anak masuk SD," jelas Samanta dikutip dari Antara, Jumat (5/6).
Menurut Samanta, kesiapan anak untuk masuk SD sebaiknya didasarkan pada kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan baru. Secara umum, anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran pada usia antara 6-7 tahun.
Baca juga : Cerdas LMS Luncurkan Platform Sistem Manajemen Pembelajaran
Namun, ada juga anak-anak yang dimasukkan ke SD sebelum waktunya. Akibatnya, anak-anak ini mungkin mengalami dampak buruk seperti menjadi malas belajar dan merasa tertekan.
Hal ini dapat menyebabkan orang tua menerima banyak keluhan dari guru terkait prestasi belajar anak yang kurang memuaskan.
Samanta menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh ketidaksiapan mental dan kognitif anak untuk memulai sesuatu yang baru.
Baca juga : Ini Tips Melatih Kemandirian Anak Sebelum Masuk SD
"Secara psikososial dan emosional, penting bagi anak untuk siap agar dapat menikmati kegiatan belajar di sekolah," ujarnya.
Ia menekankan bahwa kesiapan ekstra diperlukan jika orang tua tetap ingin menyekolahkan anak sebelum usia idealnya. Anak harus diberikan pemahaman secara bertahap agar bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Orang tua disarankan untuk mendorong anak berinteraksi dengan banyak orang, sehingga anak terstimulasi untuk berbaur dengan lingkungannya.
Baca juga : Ini Dampak Negatif Sekolahkan Anak ke SD Terlalu Dini
Ajarkan juga anak untuk bermain bersama teman melalui simulasi bermain dalam kelompok kecil atau di ruang bermain yang lebih ramai.
Samanta juga menyarankan langkah-langkah pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku atau korban bullying di sekolah.
Orang tua dapat mempererat hubungan dengan orang tua siswa lain dan mengatur pertemuan bermain bersama untuk mengajarkan rasa saling menyayangi dan menghargai antar teman.
"Jangan lupa untuk mengajarkan anak memakai sepatu sendiri, mengganti baju, dan menyelesaikan toilet training. Pastikan anak bisa makan sendiri dan mampu berpisah dari orang tua dalam waktu yang lama untuk membentuk kemandirian," kata Samanta. (Z-10)
LearningRoom mengundang puluhan murid sekolah tersebut untuk menerima beasiswa media pembelajaran dan pembimbingan literasi digital
Akhirnya korban bercerita seluruh perilaku oknum guru yang mana melakukan perbuatannya dan memang awalnya anak itu kondisinya lemah dan suka melamun, kurang fit hingga orang tua membawa anak
Sebuah sekolah dasar (SD) di Kudus, Jawa Tengah, hanya mendapat satu murid di tahun ajaran baru 2024/2025.
KEJAKSAAN Negeri atau Kejari Kota Depok mengagendakan pemanggilan 53 saksi kasus korupsi jual beli nilai rapor siswa SMPN Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), Tahun Ajaran 2024-2025.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Nah, apa saja 37 surat dalam juz amma? Berikut urutan surat-surat pendek dalam juz 30.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved