Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TERAPI stem cell (sel punca) menjadi salah satu harapan untuk pemulihan pasien penyakit degeneratif yang sulit disembuhkan. Misalnya, diabetes, strok, osteoartritis, dan alzeimer. Selain itu, sel punca juga dapat dimanfaatkan untuk terapi estetika, seperti peremajaan kulit dan antiaging.
Bagaimana sel punca dapat membantu penyembuhan penyakit? Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih layanan terapi ini? Berikut penjelasan dokter ahli stem cell, dr. Yanti Kushmiran, pada pembukaan Klinik dr. Yanti Stem Cells di Mangkuluhur Artotel Suites, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Sel punca merupakan sel induk yang dapat bertransformasi menjadi berbagai jenis sel tubuh. Sifat itulah yang membuat terapi sel punca dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Sebagai contoh, dalam pengobatan diabetes, sel punca yang ditempatkan di jaringan pankreas berubah menjadi sel-sel pankreas yang memproduksi hormon insulin untuk metabolisme glukosa sehingga kadar gula darah yang tinggi dapat diturunkan. Lalu, pada terapi osteoartritis (ausnya bantalan sendi), sel punca yang disuntikkan ke jaringan sendi berubah menjadi sel penyusun bantalan sendi. Dengan demikian, rasa nyeri karena penipisan bantalan sendi dapat diatasi.
Baca juga : Petik Manfaat Stem Cell, Oki Setiana Dewi Jadi Brand Ambassador CSC
Sel punca untuk terapi dapat berasal dari orang lain maupun dari diri sendiri. Sel punca yang berasal dari tubuh sendiri disebut autologous stem cells. Dalam hal ini, sel punca diambil dari sumsum tulang belakang, lalu diproses dan diperbanyak di laboratorium hingga mencapai dosis yang dibutuhkan untuk terapi. Karena sel punca adalah sel hidup, penyimpanannya membutuhkan kondisi khusus agar tetap hidup hingga waktu pelaksanaan terapi. Di sinilah pentingnya peran laboratorium khusus untuk memproses dan menjaga kualitas sel punca.
“Klinik kami juga dilengkapi dengan laboratorium stem cells berstandar internasional,” kata dr. Yanti yang merupakan pendiri Klinik dr. Yanti Stem Cells.
Di negara-negara maju, terapi sel punca sudah diterapkan sejak lama. Teknologinya juga sudah sangat maju. Di Indonesia, terapi ini dalam tahap pengembangan. Menurut dr. Yanti, dengan regulasi yang tepat dan dukungan pemerintah, diyakini Indonesia dapat mengejar ketertinggalan. Terlebih saat ini sejumlah institusi medis dan lembaga penelitian melakukan kolaborasi dengan pakar maupun lembaga dari negara maju, seperti yang dilakukan Klinik dr. Yanti Stem Cells. Klinik ini bekerja sama dengan institusi global seperti International Society for Stem Cell Application, Cellular Hope Institute, dan Global Stem Cells Group.
Baca juga : Stem Cell jadi Terapi Masa Depan untuk Penyembuhan Penyakit Degeneratif
“Kolaborasi dengan institusi global ini memungkinkan kita untuk mengimplementasikan teknologi terbaru terapi stem cells. Jadi, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan terapi dengan teknologi maju tanpa harus ke luar negeri,” tutur dr. Yanti yang memilih membuka cabang kliniknya di Mangkuluhur City Artotel, Jakarta karena lokasinya mudah diakses oleh masyarakat dari berbagai daerah.
Meski terapi sel punca menjadi terapi yang sangat menjanjikan, dr. Yanti berpesan agar masyarakat berhati-hati saat akan melakukan terapi sel punca. Karena penggunaan sel punca yang ilegal dan tidak memenuhi standar berisiko mendatangkan efek samping yang tidak diharapkan.
“Pastikan semua prosedur dan produknya telah memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah atau sesuai standar internasional,” ujarnya.
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, Klinik dr. Yanti Stem Cells aktif melakukan edukasi dan sosialisasi, baik melalui seminar, workshop, maupun media sosial. “Kami memberikan informasi yang benar mengenai terapi sel punca dan pentingnya mendapatkan perawatan dari sumber yang terpercaya,” pungkasnya. (B-1)
Stem cell mesenkimal juga memiliki kemampuan melepaskan molekul yang dapat mempengaruhi sistem imun dan menciptakan lingkungan mikro yang berpotensi meregenerasi jaringan.
Stem cell harus dibiakkan dulu dengan kondisi fasilitas yang steril dan diproses sampai menjadi sel yang dianggap bisa menjadi sel saraf.
Sel punca dapat disimpan tanpa batas waktu jika penyimpanan dilakukan benar dan dapat digunakan kapan pun dibutuhkan.
Penelitian sel punca dan rekayasa genetika sangat bermanfaat untuk pengembangan metode diagnosis dan terapi berbagai penyakit.
Melalui terapi ini, dapat dibentuk jaringan baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak yang menyebabkan kerusakan organ.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Kebotakan merupakan masalah yang dapat dialami oleh pria dan wanita, dan penting untuk mengetahui cara-cara meminimalkannya.
Infeksi cacing parasit dapat terjadi di dalam atau di luar tubuh manusia, menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Ini obat untuk mengatasinya.
Ada berbagai penyebab sakit perut pada anak, mulai dari gangguan pencernaan hingga stres atau pola makan yang tidak sehat. Ini cara mengatasinya dengan pengobatan alami.
EDUKASI dan sosialisasi tentang bahaya tuberkulosis (TB) harus dilakukan secara massif. Ini dilakukan agar masyarakat memahami dan peduli dengan pencegahan dan pengobatan TB.
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved