Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Fenomena Race Photo Redemption: Meningkatnya Permintaan dan Dampaknya terhadap Ekonomi

Berlin Fridiary
14/6/2024 09:18
Fenomena Race Photo Redemption: Meningkatnya Permintaan dan Dampaknya terhadap Ekonomi
Sejumlah fotografer sedang memotret pada event lari(@bogorsport2023)

'KLIK, Klik' bunyi tombol kamera tidak sengaja terdengar saat sejumlah pelari berlalu. Jangan takut, bunyi itu memang dari kamera yang digunakan para fotografer yang mengabadikan momen berlari anda. Foto-foto yang diabadikan itu nantinya bisa ditebus loh jel's. 

Kegiatan ini ternyata menjadi tren tebus foto saat lari atau race photo redemption. Fenomena di mana pelari dalam suatu acara atau lomba lari yang nantinya bisa dibeli atau ditebus usai perlombaan. Foto-foto ini biasanya diambil fotografer profesional yang ditempatkan disejumlah titik sepanjang jalur lintasan perlombaan. 

Kualitas fotonya tentunya terjamin. Para fotografer ini pastinya menggunakan peralatan dengan kualitas tinggi yang mampu mengabadikan momen terbaik anda saat berlari hingga mencapai garis finis. 

Baca juga : Telkom Digiland Run 2024 Usung Konsep Keberlanjutan

Jangan khawatir tidak menemukan foto anda. Setiap pelari pastinya mengenakan nomor bib. Nomor itu tentunya memudahkan fotografer dan penyelenggara untuk mengidentifikasi foto, tentunya memudahkan para pelari menemukan foto mereka usai acara. 

Bagi penyelenggara, foto-foto ini bisa menjadi alat pemasaran. Bagaimana tidak, para pelari biasanya memposting foto mereka di media sosial. Hal itu mampu meningkatkan popularitas acara dan menarik lebih banyak peserta di masa depan. 

Kini mencari foto tidak akan sulit lagi. Kemajuan teknologi saat ini semakin banyak aplikasi atau platform daring memudahkan pencarian dan membeli foto. Bahkan ada yang menggunakan pengenalan wajah untuk mempermudah proses pencarian. 

Baca juga : Matahari Papua

Foto-foto ini biasanya dijual dengan harga tertentu. Biasanya penyelenggara juga menyediakan paket yang mencakup foto atau memberikan diskon untuk pembelian paket foto. 

Keinginan memposting foto saat berlari juga dilakukan Prapti Yulianti. Perempuan berusia 38 tahun itu sengaja menyiapkan budget khusus untuk membeli foto-foto yang akan diposting di media sosial. 

“Aku menyiapkan budget maksimal kisaran Rp150 ribuan untuk foto-foto yang bagus,” ujar perempuan yang rajin mengikuti perlombaan lari ini. 

Baca juga : 5.000 Pelari Ikut One Run 10K

Tidak hanya kaum hawa, fenomena ini juga digemari pelari pria. Arif Raman Gafar, 27, mengaku gemar menebus foto untuk dokumentasinya. 

“Saya pribadi orangnya suka difoto, jadi saya rasa butuh dokumentasi untuk setiap race yang saya ikuti” ujar pemilik akun cetararif_gafar yang sudah mengikuti lebih dari 11 race dalam satu tahun terakhir. 

Arif juga mengaku menebus foto sebagai bentuk penghargaan kepada para fotorafer yang mengabadikan momen berlari yang tidak mungkin berulang lagi. Tidak tanggung-tanggung, ia menyiapkan budget dua kali dari harga race. 

Baca juga : Apa Keistimewaan Dua Kamera dan Dua Lensa Baru FUJIFILM?

Tidak hanya pelari yang diuntungkan dari fenomena ini. Andri Dharmawan juga mendapatkan berhak dari fenomena tebus foto. Sejak 2021, Andri fokus pada event lari. 

Berawal dari hobi, ia lalu bergabung dengan komunitas fotomikrostocker. Dari situ Andri mengenal aplikasi fotoyu dan mulai serius dan mulai serius dalam sportphotography. Meski tidak terikat dengan pihak manapun, Andri mengaku selalu langganan mengikuti berbagai event guna mencari cuan. 

Selain event lari, pemilik akun @bogorsport2023 ini juga mengikuti event sepeda dengan konsep tracking. Berawal dari hoby saja, Andri tidak menyangka bisa meraup omzet dari Rp500.000 hingga Rp2.000.000 dalam sekali event. 

“Dengan dunia sosial media, orang butuh eksis untuk di posting di IG, maka sekarang penjualan juga meningkat," celetuknya. 

Menebus foto ternyata berkontribusi meningkatkan ekonomi. Berikut caranya.

Mendukung Bisnis Lokal. Dengan menebus foto di studio lokal atau penyedia jasa cetak foto, Anda mendukung usaha kecil dan menengah yang berperan penting dalam perekonomian lokal.
Penciptaan Lapangan Kerja. Industri fotografi dan percetakan foto menciptakan lapangan kerja bagi fotografer, desainer grafis, teknisi cetak, dan staf pendukung lainnya.
Pengembangan Teknologi. Permintaan akan cetak foto berkualitas tinggi mendorong inovasi dalam teknologi cetak dan fotografi, yang dapat menghasilkan industri teknologi yang lebih maju dan berkelanjutan.
Industri Kreatif. Fotografi adalah bagian dari industri kreatif yang dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian. Industri ini tidak hanya mencakup cetak foto, tetapi juga pameran seni, buku foto, dan produk terkait lainnya.
Pariwisata dan Acara. Foto sering kali diambil pada acara khusus, seperti pernikahan, festival, dan tempat wisata. Ini berarti ada kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata dan penyelenggaraan acara, yang juga membutuhkan layanan fotografi.
Peningkatan Konsumsi. Dengan semakin populernya cetak foto, konsumen cenderung menghabiskan lebih banyak untuk layanan tambahan seperti framing, album foto, dan dekorasi rumah, yang secara keseluruhan meningkatkan konsumsi dan perputaran uang dalam perekonomian.

Dengan demikian, kegiatan menebus foto bukan hanya sekedar aktivitas konsumsi biasa, tetapi juga memiliki efek berganda yang membantu menggerakkan ekonomi di berbagai sektor.

Jadi kalau Jel’s termasuk yang juga tim tebus foto juga ga nih? (Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Berlin Dewan
Berita Lainnya