Indonesia Kecam Serangan Teror di St. Petersburg

MIOL
04/4/2017 08:53
Indonesia Kecam Serangan Teror di St. Petersburg
(Polisi Rusia berjaga-jaga di jalan setelah ledakan di kereta bawah tanah St Petersburg, Rusia, Senin, (3/4). -- AP Photo/Evgenii Kurskov)

PEMERINTAH Indonesia mengecam serangan teror yang terjadi di kawasan kereta bawah tanah di Saint. Petersburg, Rusia pada Senin (3/4) yang mengakibatkan 10 orang meninggal dan puluhan luka-luka.

Melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow, pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan solidaritas terhadap pemerintah dan rakyat Rusia dalam menghadapi situasi saat ini. Meskipun , hingga rilis ini dikeluarkan, belum terdapat laporan WNI di St. Petersburg yang menjadi korban pada saat serangan.

KBRI Moskow terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan perkembangan terbaru dari kejadian tersebut. KBRI Moskow juga terus melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan mahasiswa di Russia dan meminta WNI untuk terus waspada, menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan dan mematuhi aturan keamanan yang diberlakukan otoritas setempat.

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia M. Wahid Supriyadi mengatakan sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban ledakan di kereta bawah tanah kota Saint Petersburg tersebut.

"Kami telah kontak Permira (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia- red) Saint Petersburg dan Konsul Kehormatan di sana," kata Dubes Wahid pada Selasa dini hari.

Lebih jauh Dubes Wahid Supriyadi mengatakan sekitar 115 WNI yang terdiri atas 90 mahasiswa dan sisanya tenaga kerja Indonesia berada di kota tersebut. "KBRI telah membuat surat edaran yang berisi imbauan agar WNI berhati-hati," kata Dubes Wahid.

Berdasarkan data KBRI, di seluruh Rusia ada sekitar 900 WNI, yang sebagian di antaranya tinggal di Moskow, ibu kota Rusia.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dalam peristiwa ledakan serta sedikitnya 47 orang terluka pada kasus ledakan kereta bawah tanah tersebut.

Sebelumnya, Komite Antiterorisme Nasional Rusia mengatakan sembilan orang tewas dalam ledakan yang terjadi pada kereta yang sedang melaju antarstasiun kereta metro bawah tanah.
Ledakan terjadi pada pukul 14.40 waktu setempat yang merupakan jam sibuk. Rekaman gambar menunjukkan sejumlah warga yang terluka di peron stasiun, beberapa di antaranya dirawat oleh petugas medis darurat dan penumpang lain. Sedangkan penumpang lain melarikan diri dari peron di tengah-tengah asap, beberapa di antaranya terlihat berteriak atau memegangi tangan dan wajah mereka.

Akibat ledakan tersebut, lubang besar terbentuk di sisi gerbong kereta dengan serpihan logam berserakan di sepanjang peron. Penumpang terlihat memecahkan jendela pada salah satu gerbong tertutup.

Kantor berita Interfax menyampaikan, ledakan itu dicurigai berasal dari bahan peledak, yang disembunyikan di dalam koper. Ambulans dan mobil pemadam kebakaran bergerak menuju stasiun Sennaya Ploshchad. Helikopter terbang di atas kerumunan yang menonton proses
penyelamatan.

Serangan terhadap ibu kota kerajaan tua Rusia itu menjadi lambang kekuatan bagi kelompok keras manapun, terutama pemberontak Chechen dan IS, yang bertempur melawan pasukan Rusia di Suriah.

Hingga berita ini diturunkan pihak berwenang menutup semua stasiun kereta bawah tanah St Petersburg, sementara jaringan Metro Moskow mengatakan meningkatkan keamanan untuk
menghadapi peristiwa serupa.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya