Dunia Diingatkan Ancaman Teror Pasca IS di Mosul

DUNIA diingatkan untuk bersiap dengan baik guna menghadapi tantangan baru akibat perkembangan geopolitik internasional, termasuk kemungkinan serangan-serangan yang ditujukan ke dunia Barat, setelah dalam petempuran akhir-akhir ini ISIS terusir dari kubu mereka di Mosul, Irak Barat.

Peringatan tersebut disampaikan Menteri Keamanan Malta Carmelo Abela pada Selasa (14/3). Ia berbicara dalam lokakarya dua-hari yang digagas oleh Departemen Luar Negeri AS melalui kerja sama dengan Lembaga Kehakiman Internasional, dengan tujuan utama menggolkan upaya AS untuk mengalahkan ISIS.

Menurut Abela dampak perkembangan di Mosul pada susunan kelompok teror sangat mungkin akan terjadi rembesan petempur ISIS keluar dari Mosul dan menuju negara lain.

Untuk itu negara-negara (peserta) didesak agar memperkuat dan melakukan konsolidasi kerja sama timbal-balik serta memastikan mereka sangat siap untuk menangani ancaman terhadap keamanan mereka dan mengatasi musuh bersama tersebut.

"Penting untuk meneliti model penyatuan, terutama yang berkaitan dengan pemuda dan pemudi dan orang dari kelompok rentan di negara kita. Mereka dapat dengan mudah terseret oleh propaganda teror. Kita perlu menanggulangi pangkal masalah yang membuat mereka dengan mudah menjadi korban radikalisasi oleh organisasi seperti ISIS," kata Abela.

Ia menekankan di dalam pidatonya mengenai perlunya menjamin kemajuan di bawah dua sasaran utama Forum Internet Uni Eropa. Yang pertama ialah mencegah akses ke jaringan isi teror di internet, dan yang kedua adalah permberdayaan mitra masyarakat sipil untuk meningkatkan cerita pilihan daring yang efektif.

Keprihatinan juga diangkat mengenai radikalisasi, sementara sebanyak 4.000 warga negara UE diduga telah bergabung dengan organisasi teror di negara yang dilanda konflik seperti Suriah dan Irak.

Terlebih lagi, kebanyakan tersangka pelaku teror yang terlibat dalam serangan belakangan ini di UE, katanya, adalah warga Eropa, yang dilahirkan dan dibesarkan di Eropa.(OL-4)