Kelaparan, Jutaan Orang di Yaman Terancam Tewas

Antara
14/3/2017 11:56
Kelaparan, Jutaan Orang di Yaman Terancam Tewas
(Konflik di Yaman, yang telah menewaskan hampir 7.700 orang termasuk 1.564 anak-anak, badan PBB, Senin (13/3). -- AFP)

PELAKSANA Program Pangan Dunia (WFP) Etharin Cousin mengingatkan dunia bahwa banyak keluarga di sebagian daerah yang paling rawan pangan di Yaman akan menemui ajal akibat kelaparan kecuali masyarakat internasional menyediakan tambahan sumber daya.

Etharin juga mengingatkan agar pemerintah Yaman, di bawah kendali milisi Syiah Al-Houthi untuk memberi akses kepada pekerja bantuan ke warga yang kelaparan.

Etharin Cousin, yang berada di Aden dan Sana'a untuk kunjungan tiga-hari, bertemu dengan banyak keluarga yang berkutat untuk memberi makan anak-anak mereka. Pejabat PBB tersebut juga mengunjungi pusat gizi dan instalasi kesehatan, kata beberapa pejabat PBB di Markas Besar PBB, New York, AS.

"Ini adalah perlombaan melawan waktu, dan jika kita tidak meningkatkan bantuan untuk mereka yang berada dalam kondisi rawan pangan parah, kita akan menyaksikan kondisi seperti kelaparan di sebagian daerah yang tak bisa didatangi dan paling parah dilanda bencana. Itu berarti rakyat akan meninggal," ujar Etharin.

Situasi di Yaman digambarkan 'sangat menyedihkan' untuk itu menurut Etharin, WFP pada Februari saja menjangkau sebanyak 4,9 juta orang yang berada dalam kondisi rawan pangan di negara Timur Tengah tersebut.

Tantangannya, menurut Etharin, ada daerah yang tak bisa didatangi, tempat orang berada dalam kondisi rawan pangan parah. "Ini adalah daerah kantung tempat orang menghadapi ancaman meninggal akibat kelaparan," tambah Dikrektur Pelaksana WFP tersebut.

Konflik selama dua tahun di Yaman telah menambah parah kondisi rawan pangan di negeri itu, yang sudah dipandang sebagai salah satu negara paling miskin di dunia.

Yaman telah menghadapi perang saudara sejak pemerintah dukungan PBB digulingkan oleh anggota milisi Syiah Al-Houthi pada penghujung 2014. Konflik tersebut telah memicu campur-tangan militer pimpinan Arab Saudi pada akhir Maret 2016, sehingga menambah parah penderitaan rakyat di negeri itu.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya