Francois Fillon Menolak Mundur sebagai Capres

CALON Presiden (Capres) Prancis, Francois Fillon, Minggu (5/3) waktu setempat, menggelar acara penggalangan dukungan untuk meningkatkan kampanyenya yang lesu akibat didera skandal jabatan palsu.

Sejauh ini Fillon berkeras menolak untuk mundur.

Saat menggelar pawai pengibaran bendera nasional di Kota Paris dengan menara Eiffel sebagai latar belakang, Fillon yang didukung Partai Les Republicains (LR) atau Partai Republik melontarkan komentar yang bernada menantang.

Di tengah rumor soal partainya hendak menarik dukungan, Fillon, 63, justru menegaskan dirinya akan terus maju dalam pemilihan presiden putaran pertama yang digelar pada 23 April mendatang.

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara televisi apakah ia akan berhenti dari persaingan menjadi presiden 'Negeri Anggur', Fillon menyatakan,

"Jawaban saya ialah 'tidak'. Saya tidak melihat alasan untuk melakukannya."

"Tidak ada satu pun saat ini yang dapat mencegah saya menjadi kandidat (presiden)," kata politikus Partai Republik itu yang sempat diunggulkan sebelum skandal keluarga mencuat ke publik.

Anggota senior Partai Republik juga telah menyerukan Fillon, untuk menepi dari bursa pemilihan presiden.

Pasalnya, Fillon akan segera dikenai dakwaan atas tuduhan memberikan istrinya pekerjaan palsu yang didanai para pembayar pajak.

Sebelumnya, Fillon telah berjanji dirinya siap mengundurkan dari pencalonan sebagai calon presiden jika dididakwa.

Namun, faktanya dia menolak untuk mundur dan mengabaikan janjinya.

Fillon tetap menggambarkan dirinya sebagai korban ketidakadilan orang yang berupaya menempatkan kasusnya langsung ke masyarakat.

Dia menilai tuduhan terhadap dirinya sebagai upaya untuk menjegal dari pemilihan presiden Prancis.

Di sisi lain, pimpinan Partai Republik akan menggelar pertemuan pada Senin (6/3) malam waktu setempat.

Mereka akan membahas soal pencalonan Fillon.

"Mengeluarkan saya dari bursa pencalonan akan menyebabkan kebuntuan politik bagi sayap kanan dan tengah," kata Fillon. (AFP/Hym/I-3)