Malaysia Perketat Perbatasan Cegah Pembunuh Jong-nam Kabur

Antara
03/3/2017 16:41
Malaysia Perketat Perbatasan Cegah Pembunuh Jong-nam Kabur
(AFP / MOHD RASFAN)

MALAYSIA memperketat penjagaan di daerah perbatasan untuk mencegah pelarian diri pelaku pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Demikian pernyataan kepala kepolisian setempat seperti dikutip Reuters.

Hingga saat ini, penegak hukum Malaysia baru mendakwa dua orang perempuan--Siti Aisyah, yang berkewarganegaraan Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam--karena diduga telah melakukan pembunuhan terhadap Kim Jong-nam pada 13 Februari lalu.

Mereka menjalankan aksi asasinasi itu dengan menggunakan bahan beracun VX yang bisa menewaskan korban hanya dalam beberapa menit.

Dua perempuan itu tertangkap kamera saat menyerang Jong-nam di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Saat ini, kepolisian tengah mencari beberapa orang lain yang terlibat dalam operasi yang sama, termasuk siapa penyuplai bahan VX, yang menurut PBB merupakan senjata pemusnah massal.

Beberapa pejabat intelijen Amerika Serikat dan Korea Selatan menduga pembunuhan tersebut dilakukan oleh agen rahasia Korut.

Kepolisian Malaysia sendiri sudah mengidentifikasi delapan warga Korut yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Namun hanya satu orang yang berhasil ditangkap, yaitu Ri Jong-choi, yang kemudian dilepaskan pada Jumat (3/3) karena kekurangan bukti.

Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar, kepada Reuters, pada Jumat, mengatakan bahwa dari delapan buron, dua orang di antaranya diduga masih bersembunyi di Malaysia.

Khalid tidak mengungkap identitas kedua orang tersebut. Namun demikian, sebelumnya kepolisian sempat menyatakan bahwa mereka akan menginterogasi Hyong Kwang-song, pejabat senior Kedutaan Korut di Kuala Lumpur, dan Kim Uk-il, seorang staf maskapai udara Air Koryo, dan seorang bernama Ri Ji-u.

Khalid mengatakan bahwa Hyong hingga kini belum menghubungi kepolisian meski pihaknya telah mengirimkan permohonan kepada kedutaan. Selain itu, surat perintah penangkapan juga telah dikeluarkan bagi staf Air Koryo yang 'tidak diketahui keberadaannya'.

Shahriman Lockman, seorang analis senior dari Institute of Strategic and International Studies Malaysia, menduga bahwa para buron kini tengah bersembunyi di Kedutaan Korut sehingga tidak bisa ditangkap.

Korut telah menyatakan protes atas penyelidikan Malaysia dan tidak mengakui bahwa korban adalah Kim Jong-nam.

"(Perseteruan antara Malaysia dan Korut) ini bisa berlangsung lama," kata Shahriman. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya