Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
'SOLUSI Dua Negara' untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang dimotori Amerika Serikat selama ini disebut sebagai dusta yang dilakukan Israel. Perjuangan intifadah pun dianggap sebagai hal yang realistis untuk menghadapi Israel yang terus memperluas wilayah jajahannya di Palestina.
Pandangan dan sikap politik seperti itu muncul di tengah-tengah Konferensi Internasional ke-6 Untuk Mendukung Intifada Palestina yang dihadiri para pemimpin dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Sebagian besar delegasi mempertanyakan efektivitas 'Solusi Dua Negara' yang dijalankan dalam setiap perundingan Israel-Palestina.
Pada hari pertama konferensi yang berlangsung panas, kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfuz Sidik, di Teheran, Iran, Selasa (21/2), pada pidato pembukaan, Pemimpin Besar Iran, Ayatollah Ali Khamenei mempertanyakan semua upaya perundingan damai dan diplomasi yang sudah puluhan tahun dilakukan namun tanpa hasil. Malah, Israel secara terbuka terus merampas tanah rakyat Palestina.
Pidato Khamenei itu mewarnai pernyataan dari para pimpinan delegasi dari negara lain yang berbicara di hari pertama konferensi. Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Beri, dengan tegas menyatakan bahwa solusi
dua negara adalah dusta Israel karena pada kenyataannya negara Yahudi itu terus merampas tanah milik rakyat Palestina.
Pernyataan itu dikuatkan oleh Syech Naim Kasim, tokoh pimpinan Hizbollah, yang menyerukan perlawanan bersenjata terhadap negara zionis Israel. Seluruh ketua delegasi dari 80 negara menyuarakan protes keras atas pembangunan permukiman ilegal Yahudi di atas tanah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Yerusaalem Timur. Mereka juga mengutuk legalisasi permukiman ilegal oleh Parlemen Israel.
Protes dan kritik keras atas gagasan solusi dua negara juga disuarakan oleh pihak Palestina. Ketua Parlemen Palestina, Salim Ja'nun menegaskan perlunya perlawanan berlanjut terhadap zionis Israel untuk mendapatkan kembali hak-hak bangsa Palestina yang selama ini dirampas oleh Israel sebagai negara penjajah Palestina. Pernyataan ini juga diamini oleh Wakil Faksi Fatah, Hamas dan Jihad Islam yang hadir dalam konferensi tersebut.
Menurut Mahfuz Sidik kritik keras atas ide solusi dua negara muncul akibat keputusasaan akan upaya perundingan damai dan diplomasi politik untuk menyelesaikan konflik Israel - Palestina. "Sangat nyata proses perundingan hanya menguntungkan zionis Israel. Penguasaan mereka atas tanah Palestina terus bertambah, sementara posisi bangsa Palestina makin terjepit. Jadi wajar jika hari ini muncul ketidakpercayaan terhadap solusi dua negara," ungkap Mahfuz.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto, dalam pernyataannya di sesi pleno juga tidak mengangkat 'Solusi Dua Negara.' "Suasana psiko-politiknya tidak mendukung. Kita hanya pertegas perlunya percepatan perwujudan Palestina merdeka dan berdaulat, serta keharusan Israel mundur dari semua wilayah pendudukan pasca 1967," ujar Mahfuz.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved