Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEBIJAKAN luar negeri Australia dalam menyikapi konflik permanen di Timur Tengah antara Israel dan Palestina kali ini tampaknya bertolakbelakang dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Mantan Perdana Menteri Australia dan diplomat terkemuka Kevin Rudd pada Senin (20/2) mendesak pemerintahnya untuk segera secara resmi mengakui eksistensi negara Palestina. "Waktunya sudah tiba bagi Australia untuk secara resmi mengakui Palestina," ujar Rudd.
Ia mengatakan kekhawatirannya terjadi 'kematian negara Palestina merdeka" sebab hanya akan menambah ketegangan di Timur Tengah. Apalagi setelah ada sikap dari Trump bahwa Amerika Serikat akan mendukung "penyelesaian satu-negara" antara Israel dan Palestina.
Rudd langusng menyerukan PM Australia Malcolm Turnbull agar menyatakan bahwa penyelesaian satu-negara seperti yang diusulkan Trump "tak bisa diterima."
Seperti diberitakan sebelumnya, PM Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan menjadi pemimpin pertama Israel yang akan mengunjungi Australia, ketika ia bertemu dengan Turnbull pada Rabu (22/2), dan Rudd mengatakan terserah kepada PM Australia untuk mengeluarkan pernyataan keras atas nama negaranya.
"Sekarang penting buat sekutu dan teman terdekat Israel untuk mengirim pesan yang sangat jelas kepada Tel Aviv dan Washington bahwa ditinggalkannya penyelesaian dua-negara taidk bisa diterima," kata Rudd
kepada Fairfax Media.
Rudd menambahkan sudah tiba waktunya bagi Australia untuk menarik garis mengenai masalah ini, seperti yang sudah dilakukan oleh 137 negara. Pernyataan Rudd ini dikeluarkan pada saat Israel terus bertindak dengan membangun lebih dari 4.000 rumah (permukiman baru) di tanah Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan dan di Jerusalem Timur.
Tindakan Israel ini oleh Rudd dinilai sebagai tindakan yang hanya akan menambah tegang suasana. "Kekhawatiran saya yang paling dalam ialah kita terseret ke dalam perpecahan dan kematian negara Palestina Merdeka. Ini akan menjadi tragedi buat rakyat Palestina dan Israel," kata Rudd.
"Buat Israel, pengucilan Palestina dan penghilangan prospek wilayah dan negara mungkin mengarah kepada kembali menjadi radikalnya rakyat Palestina," pungkasnya.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved