Hakim Peru Perintahkan Tangkap Mantan Presiden Toledo

HAKIM Pengadilan Peru mengeluarkan surat perintah domestik dan internasional untuk melakukan penangkapan terhadap mantan presiden Peru Alejandro Toledo atas tuduhan menerima suap sebesar $ 20 juta dari perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht.

Hakim Richard Concepcion memutuskan bahwa Toledo harus segera menyerahkan diri dan menolak permintaan jaminan dari pengacara mantan presiden yang kini berada di luar negeri.

Dalam kasus ini pihak Odebrecht mengaku mendistribusikan dana sebesar itu demi memenangkan kontrak selama pemerintahan Toledo, 2001-2006. Berdasarkan informasi dari sebuah sumber di Kantor Kejaksaan Peru, aparat mendeteksi dana $US 11 juta ditransfer ke rekan Toledo.

Jaksa sementara ini sedang berpaya untuk terus menyelidiki kasus ini termasuk tuduhan pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan.

Sementara itu pengacaranya Toledo, Heriberto Benitez, mengatakan ia akan mengajukan banding atas keputusan tersebut. Dia telah meminta hakim untuk menangguhkan keputusan tersebut, dan mengatakan bahwa menahan Toledo tanpa hukuman yang jelas akan menjadi pelanggaran terhadap hak-haknya. Sampai beberapa hari yang lalu Toledo diketahui berada di Paris. Tetapi keberadaannya yang pasti tidak diketahui.

Toledo, merupakan Presiden Peru dari tahun 2001 sampai tahun 2006. Ia memimpin Peru setelah masa kediktatoran Presiden Alberto Fujimori, yang di penjara karena korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Kasus yang menimpa Toledo ini mengejutkan negara itu. Penyidik juga sudah melaklukan penggeledahan di rumah Toledo di Lima, Peru untuk mengambil sejumlah dokumen.

Dalam kasus ini Toledo disebut menerima suap $ 20 juta untuk proyek jalan tol.

Pejabat perusahaan Odebrecht, Barata mengatakan perantara suap saat itu ialah kepala keamanan Toledo, Avraham. Uang itu diduga disimpan di rekening milik seorang pengusaha Peru-Israel, Josef Maiman, yang merupakan seorang teman Toledo.

Penyidik sejauh ini telah melacak $ 11 juta uang yang masuk ke rekening Maiman, yang disimpan antara tahun 2005 dan 2008. (AFP/OL-1)