Bom Bunuh Diri Guncang Damaskus

SEDIKITNYA delapan orang tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri di Kota Damaskus, Suriah.

Hal itu dilaporkan organisasi Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di London, Inggris, kemarin.

"Delapan orang tewas saat sebuah ledakan bom bunuh diri dengan target Kafr Sousa yang berada di wilayah barat laut Kota Damaskus," jelas staf SOHR.

Sementara itu, kantor berita milik pemerintah Suriah, SANA, mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas akibat ledakan bom bunuh diri.

Aksi bom bunuh diri itu dilakukan seorang teroris yang mengenakan sabuk bom di dekat sebuah klub olahraga.

Selain serangan bom bunuh diri, Damaskus telah beberapa kali menjadi target penembakan pasukan kelompak pemberontak yang memegang kendali daerah-daerah di pinggiran Damaskus.

Pada 16 Desember lalu, seorang gadis tujuh tahun yang mengenakan sabuk dengan bahan bom meledakkan diri di luar kantor polisi di Distrik Midan dan mencederai tiga polisi.

Selain itu, dua ledakan bom lain terjadi di dekat Gedung Badan Keamanan Negara di Kafr Sousa pada Desember 2011.

Insiden tersebut menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai lebih dari 150 orang.

Sementara itu, upaya pembicaraan damai baru yang akan dilakukan di ibu kota Kazakhstan, Astana, diharapkan akan dimulai pada 23 Januari.

Sebuah sumber diplomatik Rusia mengatakan pembicaraan damai tersebut akan diadakan antara wakil pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak saja.

Sementara ini gencatan senjata telah dilaksanakan dan membuat situasi sebagian besar Suriah menjadi lebih tenang.

Namun, kekerasan masih terjadi secara sporadis di beberapa tempat.

Terkait dengan rencana gencatan senjata, Rusia dan Turki setuju Amerika Serikat (AS) harus dilibatkan dalam pembicaraan untuk membahas masa depan Suriah yang digelar di Kota Astana, Kazakhstan, pada 23 Januari mendatang.

"AS sudah pasti diundang dan itulah yang kita sepakati bersama Rusia," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Jenewa, Swiss, pada Kamis (12/1) waktu setempat setelah sebuah konferensi internasional di Siprus.

Kesepakatan pembicaraan damai yang baru tersebut telah diawali dengan kesepakatan gencatan senjata antara pasukan rezim Suriah dan pemberontak.

Namun, gencatan senjata tersebut tidak termasuk kelompok Fateh al-Sham yang semula bernama Front al-Nusra.

Dengan gencatan senjata, situasi di sebagian besar Suriah berangsur tenang.

Di beberapa wilayah, kekerasan sporadis masih terjadi termasuk yang terakhir serangan bom bunuh diri di Damaskus, Suriah, yang menewaskan delapan orang. (AFP/AP/Ths/I-3)