Tiongkok Pamer Kekuatan pada Trump

HUBUNGAN Tiongkok-Amerika Serikat (AS) menutup 2016 dengan catatan sangat menyenangkan.

Yang terbaru, Beijing unjuk kekuatan dengan mengirim kapal induk ke Pasifik dan uji coba jet tempur anyar.

Kapal induk Liaoning, yang diketahui kapal induk pertama dan satu-satunya Tiongkok, terlacak memimpin lima kapal perang pekan ini di dekat pantai Taiwan dan Jepang.

Unjuk kekuatan Tiongkok itu dilakukan setelah Presiden terpilih AS Donald Trump menerima telepon Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Langkah Trump itu mendobrak kebijakan AS yang telah berjalan empat dekade.

Tiongkok menentang kontak resmi mitra asing mereka dengan pemimpin Taiwan.

Tiongkok, yang menganggap Taiwan bagian dari teritorium mereka, juga dibuat marah oleh Trump yang mempersoalkan kebijakan satu Tiongkok (One China policy).

Ia menyatakan akan mempertimbangkan kemerdekaan Taiwan.

Pejabat senior Taiwan, kemarin, mengatakan kapal induk Liaoning telah bersandar di pangkalan Angkatan Laut Tiongkok di Provinsi Hainan.

Meski AS menyatakan Tiongkok berhak untuk berlayar di perairan internasional, para analis melihat pengerahan kapal perang ke Laut China Selatan atau Pasifik untuk menantang dominasi AS di Pasifik dan menguji Trump yang Januari mendatang dilantik menjadi presiden.

"Pesan (pengiriman kapal induk dan armada perang) itu ialah 'Jika Anda menguji batas kami, kami akan melakukan hal yang sama'," kata Ni Lexiong, pakar angkatan laut di Shanghai University of Political Science and Law.

Keputusan Beijing mengerahkan armada perang mereka akan semakin mempersulit hubungan dengan AS.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Chen Chung Chi mengatakan pihaknya waspada dan fleksibel untuk menjaga keamanan udara.

"Kami terus memonitor dan menelaah situasi," ujarnya, Minggu (25/12).

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap pemerintah Sao Tome dan Principe yang mengikat hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada 26 Desember lalu.

Taiwan menyebut negara terkecil di Afrika itu telah terpikat oleh kampanye diplomasi dolar Tiongkok.

"Mereka mengabaikan kontribusi besar Taiwan untuk perbaikan kesehatan dan kesejahteraan rakyat Sao Tome dan Principe," demikian pernyataan Kemenlu Taiwan. (AFP/Hym/Ire/I-1)