Ekstremisme Ancaman Serius di ASEAN

MEREBAKNYA berbagai kasus kekerasan yang digerakkan kelompok ekstremis di kawasan Asia Tenggara menjadi ancaman bagi negara-negara ASEAN. PBB dan ASEAN akan bekerja sama merumuskan langkah pencegahan berbagai bentuk kekerasan dan ekstremisme dengan cara yang tepat.

"Ini sudah menjadi ancaman serius, tak hanya ancaman langsung kepada negara tetapi terutama ini sudah menjadi ancaman bagi kemanusiaan," tegas Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik Miroslav Jenca dalam forum dialog bertajuk ASEAN-UN Collaboration in Conflict Prevention, Preventive Diplomacy and Prevention of Violent Extremism, kemarin.

Dia mengatakan ekstremisme yang kini sedang tumbuh subur terutama di daerah-daerah konflik di Timur Tengah sudah bergerak sebagian ke kawasan ASEAN. Dalam mengatasi ekstremisme selama ini, ujar Jenca, berbagai pihak masih mementingkan langkah penindakan seperti upaya kontraterorisme atau kontraekstremisme.

Untuk itu, menurutnya, saat ini negara ASEAN perlu fokus pada langkah pencegahan. "Perlu kita rumuskan secara baik langkah-langkah itu. PBB meminta semua negara anggota untuk melakukan langkah bersama di tingkat regional. Tentu sesuai dengan basis prioritas di setiap negara dan wilayah," kata Jenca.

Baik PBB maupun ASEAN memberikan penekanan pada pentingnya langkah diplomasi dalam pencegahan itu. Dalam kacamata ASEAN, upaya tersebut harus beroroentasi pada perlindungan dan pemberdayaan manusia.

"Mencari tahu akar masalah berbagai bentuk ekstremisme itu sangat penting karena kita bergerak dari sana untuk langkah pencegahan. Manusia itu komponen utama dan penting," ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir pada pembukaan dialog yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta.

Senada dengan Fachir, Deputi Sekjen ASEAN untuk Urusan Politik dan Keamanan Hirubalan VP menambahkan dimensi ancaman perlu dipahami untuk merumuskan langkah pencegahan. Dia pun menyambut baik langkah PBB membantu ASEAN dalam upaya pencegahan ekstremisme. "Semua gagasan diperlukan untuk merumuskan upaya mewujudkan ketahanan dan solidaritas masyarakat untuk menghadapi ekstremisme itu," ujar Hirubalan. (Ths/I-3)