AS-RI Bisa Bekerja Sama Majukan Toleransi dan Kebebasan Beragama

DUTA Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kebebasan Beragama Internasional, David Saperstein, mengaku terkejut dengan level keberagaman, pluralitas, toleransi, dan sikap saling menghargai di antara kelompok-kelompok berbeda seperti yang ia temui selama kunjungannya di Indonesia.

Diplomat yang baru kembali dari kunjungannya ke Banda Aceh itu menegaskan, AS dan Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, bisa bekerja sama erat dalam memajukan pluralisme dan kebebasan beragama.

"Kita menghadapi tantangan terkait kebebasan beragama, kita bisa belajar satu sama lain dalam menangani isu-isu ini dan memajukan sikap saling pengertian antarkomunitas agama," ujarnya dalam diskusi bertemakan 'Pluralisme dan Kebebasan Beragama' di @america, Jakarta, Kamis (27/10).

Di samping itu, ia mengimbau setiap negara terus membangun upaya-upaya global untuk melawan dan menghentikan aksi kelompok-kelompok non-negara semisal Daesh (IS), Boko Haram, Al-Shabaab, dan Al-Qaeda yang menginterpretasi nilai-nilai Islam secara tidak benar.

Saperstein menolak pandangan yang berkembang dewasa ini yang kerap mengaitkan Islam dengan aksi terorisme.

"Saya kira itu salah, kebijakan yang tidak benar. Pandangan Amerika adalah menolak mempersamakan (Islam dengan terorisme)," tegasnya.

Ia tidak menampik di setiap agama ada orang-orang atau kelompok tertentu yang jumlahnya kecil di tengah masyarakat menggunakan agama untuk menjustifikasi tindakan mereka yang cenderung mencederai asas kebebasan beragama itu sendiri.

Saperstein berpesan kepada kaum muda di Indonesia untuk aktif terlibat dalam organisasi lintas agama dan kelompok civil society untuk melawan radikalisme dan ekstremisme dan memajukan perdamaian.

"Mari kita bersama-sama membangun pluralisme, toleransi, dan kerukunan agama," ujarnya. (OL-4)