Rusia kembali Menggempur Aleppo

TUDUHAN telah melakukan kejahatan perang tak menyurutkan Rusia dalam melancarkan serangan militer di Suriah.

Negara sekutu utama Presiden Bashar al-Assad itu kembali melancarkan serangan udara masif di Kota Aleppo, Selasa (11/10) waktu setempat.

Pesawat tempur Rusia mengebom distrik-distrik yang dikuasai kelompok pemberontak di Aleppo, yang oleh aktivis dan kelompok pemantau perang Suriah digambarkan sebagai serangan paling berat dalam beberapa hari.

Pemantau untuk Hak Asasi Suriah (SOHR) menyebut sedikitnya 25 orang tewas, termasuk empat anak, dalam serangan tersebut.

Serangan udara 'Negeri Beruang Merah' juga menyebabkan kerusakan masif di beberapa area permukiman di timur Aleppo.

"Ini merupakan pengeboman terberat Rusia sejak rezim Suriah mengumumkan akan mengurangi pengeboman pekan lalu," kata Kepala SOHR Rami Abdel Rahman.

Serangan masif itu menyebabkan banyak warga sipil tewas. Organisasi relawan Pertahanan Sipil Suriah, atau juga dikenal sebagai White Hemets, mengevakuasi dua balita tak bernyawa dari bangunan yang jadi sasaran serangan Rusia dan membungkusnya dengan kain.

Gambar yang direkam kelompok aktivis Pusat Media Aleppo menunjukkan seorang balita, yang bercucuran darah di wajahnya, berbaring di tempat tidur rumah sakit.

Pengeboman Rusia itu datang menyusul jeda sementara yang ditetapkan pemerintah Suriah untuk memberi warga sipil kesempatan untuk meninggalkan daerah pemberontak di timur Aleppo.

Namun, warga sipil tidak percaya kepada pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan mengabaikan tawaran itu.

Sementara itu, pemberontak mengatakan hal itu semata-mata tipuan.

Militer Suriah mengumumkan upaya untuk merebut seluruh wilayah Aleppo dari kelompok pemberontak bulan lalu.

Aleppo, kota terbesar di Suriah, terus digempur serangan udara intens sejak gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dan Rusia runtuh bulan lalu.

Pengeboman terbaru di Aleppo kian merusak hubungan Rusia dan negara-negara Barat. (AFP/BBC/Hym/I-1)