Hotel Halal Pertama di Thailand Diharapkan Dongkrak Kunjungan Turis Muslim

THAILAND, yang berpenduduk sebagian besar penganut Buddha, membuka hotel halal pertamanya, yang diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan muslim.

Langkah itu dilakukan demi meningkatkan pendapatan pariwisata, salah satu industri penting dalam perekonomian negara tersebut. Sekitar 30 juta wisatawan asing datang ke Thailand pada tahun lalu, tetapi hanya 658 ribu dari Timur Tengah, kata data industri terkait.

Hotel bintang empat Al Meroz di Bangkok akan dibuka pada November 2016 mendatang, dengan harapan berperan mengubah keadaan itu seraya meraup keuntungan.

"Ada 1,6 miliar umat muslim di dunia. Itu pasar besar," kata manajer umum hotel tersebut, Sanya Saengboon seraya menambahkan, "Satu persen dari jumlah itu cukup untuk meningkatkan pendapatan kita."

Al Meroz mengadopsi gaya bangunan seperti masjid, memiliki dua ruang ibadah, dan tiga restoran halal. Harga kamar bervariasi dari empat ribu baht sampai dengan 50 ribu baht (US$116 dolar sampai US$1.445) per malam, kata Sanya.

Seorang pengunjung hotel, Aamir Fazal, 28, berprofesi sebagai petugas keamanan dari Australia mengatakan, hotel halal mampu membuat turis muslim merasa nyaman di Thailand karena mereka kerap kesulitan menemukan makanan yang tepat.

"Sungguh pengalaman menyenangkan. Ini adalah hotel halal pertama di sini, dan saya rasa pelayanannya cukup baik," kata Fazal.

Thailand turut meluncurkan aplikasi telepon genggam tahun lalu untuk ikut memanfaatkan potensi turis muslim yang kian bertumbuh. Aplikasi tersebut akan membantu wisatawan mendapatkan makanan halal dan tempat wisata yang sesuai dengan ajaran islam.

Wilayah selatan di Thailand, dekat perbatasan dengan Malaysia, didominasi penganut muslim. Sebelumnya banyak warga Malaysia yang melakukan kunjungan singkat ke Thailand.

Namun, pemberontakan kecil berikut serangan bom di perbatasan, wilayah yang kerap dikunjungi turis Malaysia, menyebabkan pendapatan bisnis pariwisata turun.

Rangkaian serangan bom bulan ini di kota wisata bagian selatan Bangkok telah mengorbankan empat jiwa dan melukai puluhan orang. Aksi itu menyebabkan banyak orang khawatir aksi pemberontakan kian meluas.

Dengan merujuk pada data Departemen Pariwisata, jumlah wisatawan Timur Tengah meningkat 10% pada 2015 jika dibandingkan dengan tahun lalu. (OL-5)