Uji Coba Rudal Nuklir Simulasi Serang AS

KOREA Utara (Korut) kembali melakukan uji coba nuklir sebagai simulasi menyerang target militer Amerika Serikat (AS) yang berada di wilayah Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (19/7). Uji coba itu diawasi langsung pemimpin Korut Kim Jong-un.

AS dan sekutunya menilai uji coba rudal ketiga kalinya oleh Korut sebagai bentuk pelanggaran resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Di sisi lain, uji coba nuklir tersebut dipandang sebagai reaksi kemarahan Korut atas penempatan sistem pertahaan rudal (THAAD) milik AS di wilayah Korsel.

Menurut kantor berita resmi Korut KCNA, uji coba rudal itu diperintahkan dan diawasi Kim Jong-un. Jarak rudal itu dibatasi untuk simulasi serangan sebagai antisipasi serangan dari pelabuhan Korsel dan lapangan udara Korsel yang menjadi pangkalan militer AS.

Dalam pernyataan mereka, pemerintah Korut menegaskan bahwa uji coba untuk menimbang dan mengetahui kekuatan dari hulu ledak nuklir yang disimpan dalam misil balistik.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun turut bereaksi. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan uji coba tersebut sangat mengganggu dan merusak upaya untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea.

Korut telah berulang kali mengancam untuk menembakkan rudal ke wilayah Korsel dan AS. Terlebih kedua negara yang berseteru dengan Korut itu kerap melakukan latihan perang. Korut menilai aksi provokatif tersebut sebagai rencana untuk menyerang mereka.

Setelah mencapai kesepakatan, Seoul dan Washington yang bersekutu setuju menempatkan sistem pertahanan rudal terminal high altitude area defense (THAAD) di Korsel. AS juga menempatkan sekitar 3.000 tentara AS di ‘Negeri Ginseng’.

Ketegangan antara Korut dan AS turut dipicu keputusan AS menjatuhkan sanksi yang menargetkan Kim Jong-un yang dituduh melakukan pelanggaran HAM. (AFP/Ihs/I-3)