Sentimen Euroskeptis Menular

‘KEMENANGAN untuk kebebasan! Saya menuntut hal ini beberapa tahun, kita harus melaksanakan referendum yang sama di Prancis dan negara Uni Eropa (UE) lainnya’, tulis pemimpin partai sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, di akun media sosial Twitter-nya.

Dengan sangat gembira, Marine Le Pen menyambut kemenangan pendukung Brexit dalam referendum yang digelar di Inggris. Ia mengungkapkan kepuasan atas hasil referendum.
Bagi kelompok pro-Brexit, hasil referendum Inggris sebagai ‘hari kemerdekaan’. Sebaliknya, para anti-Brexit menganggap itu ‘sebuah malapetaka’.

Pemimpin Partai Republik Prancis, Valerie Pecresse, mengatakan,"Ini merupakan sebuah halilintar. Tak seorang pun percaya ini dapat terjadi."

Raut wajah bahagia memang tengah menghiasi politisi anti-Uni Eropa (UE) atau dikenal dengan sebutan ‘Euroskeptis’.

Selain Le Pen dan Pecresse, politisi dari golongan Euroskeptis di beberapa negara Eropa lainnya seakan bersatu menyambut kemenangan Brexit yang mereka dambakan.

Sejumlah kicauan menggunakan tagar #ByeByeEU ramai tersebar di media sosial Twitter. Kelompok Euroskeptis itu menuntut hal yang sama terjadi di negeri mereka.

Sebaliknya, bagi politisi konservatif, gejala yang kian berkembang tersebut telah meningkatkan kekhawatiran bagi masa depan persatuan Eropa. Mereka menilai Eropa di depan gerbang perpecahan. Di Belanda, salah satu dari enam negara pendiri organisai UE, sebagian masyarakatnya turut pula merayakan kebebasan Inggris dari UE.

Sebelumnya, Belanda telah menggelar referendum awal tahun ini apakah akan menjalin kerja sama dengan UE dan Ukraina. Hasilnya, 60% memilih menentang keputusan tersebut yang berarti terjadi peningkatan terhadap Euroskeptis.

"Warga negara Belanda juga berhak atas referendum, kebebasan untuk menuntut referendum Netherlands exit atau Nexit," ujar anggota parlemen Belanda, Geert Wilders yang dikenal anti-Islam.

Italia juga menyerukan nada yang sama. Politikus sayap kanan, Matteo Salvini, memuji referendum Inggris sebagai contoh yang patut untuk ditiru Italia.

‘Selamat untuk keberanian warga negara yang bebas, terima kasih Inggris, sekarang giliran kami’, tulis Salvini yang juga merupakan pemimpin kelompok antiimigran.

Di Denmark, Partai Kerakyatan Denmark (DPP) telah menyerukan negosiasi ulang terkait dengan perjanjian dengan UE. Mereka sangat menyambut keputusan berani yang diambil masyarakat Inggris.

Partai kecil sayap kiri Swedia juga meminta pemerintah bernegosiasi ulang terkait dengan kebijakan UE. Mereka sangat berharap Swedia mengikuti jejak Kerajaan Inggris. (AFP/Indah Hoesin/I-3)