Anti-Brexit Diprediksi Unggul Tipis

PULUHAN juta warga Inggris Raya yang mengantongi hak memilih mendatangi tempat pemungutan suara di seluruh penjuru negeri dalam referendum Britain Exit (Brexit) untuk menentukan masa depan negara di Uni Eropa (UE).

Seperti dilaporkan BBC, Komisi Pemilihan menyatakan 46 juta lebih warga Inggris memberikan hak pilih mulai pukul 07.00 (atau 13.00 WIB) hingga 22.00 waktu setempat tadi malam.

Hasil akhir pemungutan suara dijadwalkan keluar pagi ini.

Menurut lembaga peneliti What UK Think, dengan mengacu enam jajak pendapat terakhir, kubu pro-Uni Eropa unggul tipis 51% suara berbanding 49% atas kubu kontra-UE.

Hasil yang tak jauh berbeda juga ditunjukkan dalam survei The Evening Standard dan Ipsos MORI.

Jika Inggris menjadi negara anggota pertama keluar dari UE, itu bisa memicu awal dari kebinasaan blok itu, yang tengah dihantam krisis migran, kesengsaraan ekonomi, dan ancaman terorisme.

Perdana Menteri Inggris David Cameron yang kemarin memberikan hak pilih bersama istri, Samantha, di Westminster Central Hall, bisa terjungkal jika kalangan anti-UE memenangi referendum.

Referendum merupakan janji Cameron yang pernah menyatakan akan menggelar pemungutan suara jika ia memenangi Pemilu 2015.

Di markas UE Brussels, Belgia, suasana tampak tidak lazim.

Bisnis berjalan lancar, para pejabat dilarang melontarkan kata Brexit, dan kehidupan dibuat seolah referendum Inggris tidak pernah ada.

Jubir Kemenlu RI Armanatha Nasir mengatakan masalah Brexit ialah urusan internal UE.

Menurutnya, hubungan politik dan ekonomi Jakarta dan Eropa akan berjalan seperti biasa.

Pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan Brexit tidak akan berdampak signifikan pada Indonesia.

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Fauzi Ichsan menilai isu keluarnya Inggris dari UE tidak banyak berdampak pada Indonesia secara langsung.

Namun, pasar finansial akan terimbas.