Donald Trump kembali Melontarkan Isu Rasial

MILIADER realestat sekaligus kandidat terkuat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan, Minggu (19/6) waktu setempat, bahwa ia terbuka dilabeli atau digambarkan sebagai rasis.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam wawancara yang disiarkan di jaringan televisi CBS.

Pada kesempatan itu, ia juga menyentil saraf sensitif lain terkiat isu ras di 'Negeri Paman Sam'.

Komunitas Afro-Amerika, Latin, muslim, dan minoritas lainnya telah mengalami pengalaman pahit selama beberapa dekade akibat praktik rasial di seluruh wilayah AS.

Polisi setempat kerap menggunakan isu ras, agama, asal-usul kebangsaan seseorang atau etnik sebagai alasan untuk mencurigai mereka bakal melakukan kejahatan.

Trump telah membuat marah banyak kalangan di AS ketika ia dengan lantang menyerukan larangan bagi muslim untuk memasuki negara itu.

Ia juga mengatakan Meksiko mengirimkan para pemerkosa dan pengedar narkoba di wilayah perbatasan AS.

Komentar terbaru Trump muncul dalam sebuah diskusi terkait dengan insiden pembantaian di kelab malam komunitas gay di Orlando yang dilakukan Omar Mateen, seorang muslim kelahiran AS dari orangtua keturunan Afghanistan.

Trump menyatakan, jika menjadi presiden terpilih pada November, ia akan menempatkan masjid-masjid di bawah pengawasan.

Ia menegaskan bahwa Israel pun telah mempraktikkan kebijakan rasial, dan Prancis juga menempatkan masjid di bawah pengawasan.

"Mereka melakukannya di Prancis. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka menutup masjid. Orang tidak ingin berbicara tentang hal itu. Orang-orang tidak berbicara tentang hal itu. Tapi lihatlah apa yang mereka lakukan di Prancis. Mereka benar-benar menutup masjid," Trump menegaskan.

Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa diprediksi akan menggelar aksi bulan depan bertepatan dengan konvensi Partai Republik dan Partai Demokrat di Cleveland dan Philadelphia.

Sementara itu, aparat telah menyiapkan dana US$100 juta untuk pengamanan. (AFP/Hym/I-3)