Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Myanmar Hadapi Krisis BBM dan Sembako

Cahya Mulyana
19/8/2022 18:04
Myanmar Hadapi Krisis BBM dan Sembako
Penduduk Myanmar mengantre untuk mendapatkan minyak murah.(AFP)

Pemerintah junta Myanmar gagal memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan harga dan pasokan yang cukup. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan sembilan bahan pokok (Sembako) melambung hingga 350%.

Perekonomian negara itu merosot setelah kudeta militer tahun lalu dan semakin terguncang oleh upaya junta untuk merebut devisa serta aturan yang tidak menentu yang mengatur bisnis dan impor. Standar hidup penduduk Myanmar juga dihantam oleh lonjakan harga komoditas global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

“Orang-orang tidak dapat menghabiskan banyak pendapatan mereka untuk makanan karena harga komoditas yang lebih tinggi,” kata ibu rumah tangga berusia 55 tahun, Khin Khin Than saat dia menunggu untuk mengisi botol plastiknya dengan minyak goreng di sebuah tokok.

Harga untuk sekitar 1,6 kg minyak goreng telah meroket menjadi 9.000 kyat (US$4,25) dari 5.000 kyat. "Jika hanya satu orang yang bekerja, sebuah keluarga tidak akan punya banyak uang tersisa untuk makan," jelasnya.

Kemiskinan, ketakutan, dan ledakan seolah menjadi kenyataan pahit yang kini dihadapi masyarakat Myanmar. Beban berat juga menimpa pelaku bisnis usai junta Myanmar memerintahkan perusahaan swasta dan bank menangguhkan pembayaran pinjaman luar negeri.

Laporan pada Juli dari Bank Dunia mengatakan sekitar 40% penduduk Myanmar hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Indeks inflasi naik hingga 17,3% tahun ke tahun (year on year) pada Maret.

Harga beras juga melonjak akibat kenaikan biaya transportasi dan karena sawah digunakan menjadi medan tempur junta militer Myanmar dan anti-junta. Harga BBM juga tak luput dari kenaikan.

Pekan lalu harga satu liter solar melonjak hingga mencapai level tertinggi yakni 2.440 kyat per liter. Sebelum kudeta tahun lalu, masyarakat di Yangon membayar BBM 695 kyat per liter.

Banyak rakyat Myanmar kini mengandalkan sumbangan sukarela untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kalau kita masak di rumah, tidak ada listrik, nasi mahal untuk dibeli," kata Lay Lay, 68, salah satu dari ratusan yang mengantre makanan gratis di vihara. (CNA/Cah)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya