The Greatest Tiba di Kampung Halaman

BENDERA setengah tiang dan bunga-bunga menyambut kepulangan jenazah petinju legendaris sekaligus pejuang hak sipil, Muhammad Ali, di kota kelahirannya, Louisville, kemarin.

‘The Greatest’ diterbangkan dari Scottsdale, Arizona, dengan menggunakan pesawat pribadi. Istrinya, Lonnie, dan sejumlah anggota keluarga mengiringinya di dalam pesawat tersebut. Jasad Ali lalu dibawa ke rumah persemayaman dan keluarga berkonsultasi dengan seorang imam yang akan memimpin jalannya prosesi pemakaman Ali.

Tidak hanya semasa hidup, setelah meninggal pun Ali masih tetap dielu-elukan massa. Hari-hari ini tiada henti ribuan penggemarnya datang ke Louisville untuk memberikan penghormatan terakhir.

Mereka menaruh bunga-bunga, surat, foto, dan cendera mata di depan rumah masa kecil Ali di kawasan Grand Avenue yang kini telah menjadi Muhammad Ali Museum.

Teman-teman Ali juga berkumpul di Muhammad Ali Center untuk memberikan penghormatan. Seperti halnya di Grand Avenue, Ali Center juga dipenuhi bunga dan surat ucapan selamat tinggal. Ada pula sekelompok teman Ali yang membuat kolase foto Ali dan dipajang di depan Ali Center. Para penggemar dan teman-teman Ali yang memeluk Islam juga mengadakan pengajian di Louisville Islamic Center yang dipimpin seorang imam.

Juru bicara keluarga Ali, Bob Gunell, mengatakan prosesi pemakaman Ali akan digelar di KFC Yum! Center berkapasitas 20 ribu orang pada 10 Juni. Dalam prosesi itu, mantan Presiden Bill Clinton akan memberi sambutan dalam upacara yang disiarkan ke seluruh dunia lewat internet itu. Setelah itu, Ali dimakamkan di permakaman Cave Hill di Louisville, Kentucky, dengan tradisi Islam.

Sebelumnya, jenazah peraih tiga kali juara dunia kelas berat itu juga bakal diarak di jalan-jalan utama Louisville, termasuk sebuah jalan yang menyandang namanya. Jenazah juga akan dibawa melewati Broadway, tempat berlangsungnya prosesi pada 1960 untuk merayakan medali emas yang direbutnya di Olimpiade Roma.

Wali Kota Louisville Greg Fischer mengatakan kotanya siap menyelenggarakan penghormatan terakhir kepada putra daerah yang paling terkenal di dunia itu. “‘Sang Juara’ ini ialah figur luar biasa yang melintasi segala macam batas olahraga. Dia milik dunia. Akan banyak orang datang dari mana saja,” kata Fischer.

Muhammad Ali lahir pada 17 Januari 1942 dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. Ia meninggal dunia di usia 74 tahun pada Jumat (3/6) setelah dilarikan ke rumah sakit di wilayah Phoenix karena mengalami gangguan pernapasan. (AFP/Dailymail/Mag/X-5)