Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INTERNATIONAL Concern Group For Rohingyas (ICGR), sebuah lembaga internasional peduli terhadap Hak Asasi Manusia masyarakat Rohingya bermarkas di Bangkok, mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia, terkait keputusan untuk menampung pengungsi Rohingya yang sempat terapung-apung di atas satu unit kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh, sejak Minggu (26/12/2021).
Ucapan terimakasih itu disampaikan oleh Sekjen ICGR Adli Abdullah, melalui mediaindonesia.com, Rabu (29/12). ICGR memuji keputusan pemerintah RI bersedia mengutamakan keselamatan jiwa manusia tersebut merupakan tindakan terpuji.
"Keputusan ini sangat tepat mengingat kondisi sangat darurat yang dialami oleh pengungsi ini. Mereka terombang-ambing di perairan Aceh Kabupaten Bireurn, sejak Ahad (26/12/2021)," ungkap sekjen ICGR Adli Abdullah,Ph.D
Adli Abdullah, juga mengucapkan terimakasih kepada nelayan di perairan Selat Malaka, Provinsi Aceh yang dikomandoi oleh panglima laot (laut) Kabupaten Bireuen, pawang laot Badruddin. Sungguh besar jasa mereka yang telah menyelamatkan dan mengirim bantuan bahan pokok kepada pengungsi yang ditemukan tombang-ambing di tengah laut.
ICGR juga memuji pemerintah daerah, TNI, Polri atas segala upaya penyelamatan 72 imigran yang sebagian besarnya adalalah anak-anak kaum perempuan.
Dikatakannya, keputusan bijaksana dan langkah terpuji Indonesia merupakan rasa kemanusiaan. Sehingga bersedia memilih guna menampung pengungsi Rohingya dari kondisi sangat sulit. Apalagi sudah lama terapung-apung dalam sebuah kapal di tengah lautan luas, yang tidak jelas tujuan kemana.
Menurut Adli, sebaimana mengutip pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Inspektur Jenderal Armed Wijaya, langkah ini diambil atas nama kemanusiaan. (OL-13)
Baca Juga: Amnesty International: Pemerintah Indonesia Diharapkan Bantu 72 ...
SEBANYAK 190 orang pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di wilayah Aceh Besar melarikan diri dalam kurun waktu 2023.
Pengungsi Rohingya yang ditampung di pinggir Pantai Gampong Blang Raya, Kabupaten Pidie, dipindahkan jauh dari pemukiman penduduk setempat.
SEKITAR 135 pengungsi Rohingya yang telah mendarat di Dusun Blang Ulam, Desa Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh, dilaporkan telah berjalan jauh dari kapal
Setiap penumpang kapal dikenakan biaya sebesar 50 ribu Bangladeshi Taka atau sekitar Rp 7 juta untuk anak-anak, dan 100 ribu Taka atau sekitar Rp 14 juta untuk dewasa.
PEMERINTAH Indonesia segera melakukan uji kelayakan pengungsi Rohingya untuk memastikan yang datang itu benar-benar merupakan pengungsi?
“Nasib masyarakat Rohingya masih belum jelas. Situasi global dan kondisi domestik di Myanmar membuat isu ini semakin kompleks dan sulit."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved