Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dua Relawan Hilang Dalam Serangan Maut di Myanmar

Muhammad Fauzi
26/12/2021 14:20
Dua Relawan Hilang Dalam Serangan Maut di Myanmar
Polisi berbaris dengan seorang warga yang ditangkap yang mengadakan demonstrasi menentang kudeta milter di Yangon, pada 26 Feb 2021.(AFP)

DUA relawan dari Save the Children hilang dalam sebuah serangan di Myanmar yang menewaskan sedikitnya 30 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dan banyak di antaranya dalam kondisi hangus terbakar.

Kelompok bantuan itu mengatakan mereka menangguhkan kegiatan di negara bagian Kayah menyusul insiden tersebut.

Kedua staf tersebut tengah dalam perjalanan ke kampung halaman mereka untuk liburan akhir tahun ketika terjebak dalam insiden kekerasan di Kayah, kata Save the Children dalam pernyataannya, Sabtu (25/12) malam.

"Kami telah memastikan bahwa kendaraan pribadi mereka diserang dan dibakar," tulis pernyataan itu yang dikutip Minggu (26/12)

Kelompok-kelompok oposisi pada Sabtu menuding pihak militer, yang mengambil alih kekuasaan dari tangan pemerintah sipil pada Februari, berada di balik peristiwa yang terjadi pada Sabtu di dekat kampung Mo So di kota Hpruso itu.

Juru bicara junta militer Jenderal Zaw Mun Tun tidak menjawab panggilan telepon pada Minggu.

Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen laporan dari penduduk lokal, laporan media dan kelompok hak asasi manusia (HAM) setempat tentang peristiwa itu.

Media pemerintah melaporkan tentara angkatan darat telah menembak dan menewaskan sejumlah "teroris bersenjata" dari pasukan oposisi yang memerangi junta.

Foto-foto yang dibagikan oleh Kelompok HAM Karenni dan media lokal memperlihatkan sisa-sisa tubuh yang hangus di atas bak truk yang terbakar.

Seorang warga kampung mengatakan pada Sabtu dia telah melihat 32 jenazah, sementara Save the Children mengatakan sedikitnya 38 orang terbunuh.

Kelompok amal yang berbasis di London itu mengatakan mereka telah menangguhkan kegiatan di Kayah, di beberapa daerah di negara bagian tetangga Karen dan di wilayah Magway.

"Kami ngeri dengan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak bersalah dan staf kami, yang berdedikasi pada kemanusiaan, mendukung jutaan anak yang memerlukan bantuan di seluruh Myanmar," kata kepala pelaksana Save the Children Inger Ashing.

Myanmar telah jatuh ke dalam konflik sejak militer pada 1 Februari menyingkirkan pemerintahan terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Peraih Hadiah Nobel itu dijatuhi hukuman penjara empat tahun dan menghadapi sejumlah tuduhan kriminal lain.

Sedikitnya 1.375 orang telah terbunuh dan lebih dari 8.000 lainnya dipenjara selama tindakan keras junta terhadap aksi protes dan kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta, menurut data Asosiasi Pendampingan Tahanan Politik.

Pemerintah militer membantah data itu dan mengatakan prajurit mereka juga telah terbunuh dalam konflik. (Ant/OL-13)

Baca Juga: Tiongkok Laporkan 206 Kasus Baru Covid-19 Saat Natal 2021



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya