Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Warga Palestina Tuntut Presiden Abbas Mundur

Nur Aivanni
04/7/2021 07:25
Warga Palestina Tuntut Presiden Abbas Mundur
Demonstrasi warga Palestina menuntut Presiden Mahmud Abbas(AFP/ABBAS MOMANI )

RATUSAN warga Palestina menuntut pengunduran diri Presiden Mahmud Abbas dalam aksi protes di Tepi Barat pada Sabtu. Aksi tersebut dipicu oleh kematian seorang aktivis dalam tahanan bulan lalu.

Kerabat Nizar Banat, yang tewas setelah pasukan keamanan menyerbu rumahnya dan menangkapnya dengan kejam, berada di garis depan dalam aksi protes di Ramallah, tempat Otoritas Palestina (PA) pimpinan Abbas bermarkas.

Ibu Banat yang berkabung mengangkat potret putranya. Para demonstran juga membawa gambar Banat, seorang kritikus vokal atas dugaan korupsi di dalam PA, sementara yang lain mengangkat spanduk besar yang bertuliskan "Abbas Pergi".

"Unjuk rasa ini adalah pesan kesetiaan kepada Nizar Banat dan kepada pihak berwenang, yang harus mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya," kata mantan Kepala Dewan Legislatif Palestina Hassan Khreishah.

Polisi Palestina dan pasukan keamanan memblokir jalan menuju markas Abbas di Ramallah.

Sementara itu, sebuah aksi protes tandingan yang diselenggarakan oleh faksi Fatah diadakan di kota Hebron untuk menyatakan dukungan bagi pemimpin Palestina tersebut.

Kematian Banat pada 24 Juni memicu protes yang berlangsung berhari-hari di Tepi Barat yang diduduki dan memicu kecaman dari komunitas internasional.

Baca juga:  Warga Palestina Tolak Kesepakatan Pemukim Yahudi dengan Pemerintah Israel

Pria berusia 43 tahun itu telah terdaftar sebagai kandidat dalam pemilihan parlemen Palestina yang ditetapkan pada Mei, sampai Abbas menundanya tanpa batas waktu.

Menurut hasil autopsi, dia dipukuli di kepala, dada, leher, kaki dan tangan, dengan waktu kurang dari satu jam antara penangkapan dan kematiannya.

Pada Senin, keluarga Banat mengatakan akan menolak kesimpulan dari penyelidikan resmi dan sebaliknya menyerukan penyelidikan internasional.

Kematian Banat memicu kemarahan global. Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan para pelaku harus dibawa ke pengadilan. Sementara, Uni Eropa menyerukan penyelidikan yang menyeluruh, independen dan transparan. Dan, Amerika Serikat juga mendesak penyelidikan yang transparan. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya