Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BEBERAPA kamp yang tersebar di hutan menampung puluhan orang, beberapa di antaranya bahkan menampung lebih dari seribu. Pengungsi tidur bersama di bawah terpal plastik untuk berlindung dari hujan monsun Myanmar.
Makanan menipis dan ada tanda-tanda penyebaran penyakit, menurut warga yang melarikan diri dari pertempuran baru-baru ini di Negara Bagian Kayah Myanmar timur, satu dari beberapa konflik yang meningkat sejak kudeta 1 Februari menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
“Beberapa anak menderita diare. Sulit mendapatkan air bersih di sini. Beberapa orang tidak sempat membawa nasi atau makanan,” kata Foung, 26 tahun.
"Kami berdoa," imbuhnya, membagikan foto terpal yang disampirkan di antara batu-batu besar di bawah pohon tempat dia sekarang tidur.
PBB memperkirakan hampir 110.000 orang telah mengungsi di Negara Bagian Kayah Myanmar akibat kekerasan baru-baru ini.
Dengan pertempuran baru di Myanmar utara dan barat, hampir 200.000 orang telah meninggalkan rumah di tempat lain sejak kudeta, sejauh ini merupakan gerakan massa terbesar sejak eksodus 700.000 Muslim Rohingya pada 2017 dalam menghadapi serangan tentara.
Junta telah mencap lawan-lawannya sebagai teroris, termasuk Pasukan Pertahanan Rakyat seperti Pasukan Pertahanan Nasional Karenni yang baru dibentuk dan telah berperang di wilayah itu sejak bulan lalu.
Baca juga : Korea Utara Gulirkan Bantuan US$300 Ribu untuk Myanmar
Meskipun kelompok itu mengatakan akan menghentikan serangan pada Selasa (15/6) setelah seruan dari masyarakat, banyak dari mereka yang berlindung di hutan menunjukkan sedikit tanda kesiapan untuk mengambil risiko kembali ke rumah mereka.
"Beberapa orang dari desa-desa terpencil pulang ke rumah untuk mengambil karung beras dan barang-barang selama masa gencatan senjata, tetapi kebanyakan tidak berani tinggal," kata John Canaydy, dari sebuah desa dekat kota Demoso.
"Tinggal di kamp lebih aman daripada tinggal di rumah kami sendiri," imbuh Canaydy, yang termasuk dalam daftar buronan junta karena ikut serta dalam protes anti-militer.
Dalam sebuah buletin pada hari Selasa, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan upaya bantuan oleh kelompok nasional dan internasional guna melengkapi pekerjaan masyarakat lokal belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.
"Upaya telah bertemu dengan tantangan akses karena ketidakamanan dan hambatan," katanya.
Beberapa orang terlantar telah mencoba menyelinap ke kota-kota dan desa-desa yang sepi di bawah naungan kegelapan untuk mencoba mendapatkan makanan untuk dibawa kembali ke hutan.
“Setidaknya tiga sukarelawan telah dibunuh oleh pasukan junta ketika mereka mencoba membawa bantuan,” kata direktur Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni, Banya Khung Aung.
"Sepertiga dari populasi sekarang berada di hutan.”
"Pengabaian bisa memakan banyak nyawa,” pungkasnya. (Straitstimes/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved