Dilma Rousseff di Ujung Tanduk

BEBERAPA pekan terakhir menjadi momen paling menggelisahkan bagi Presiden Brasil Dilma Rousseff, sebab lawan-lawan politiknya bersiap melengserkan dia dari tampuk kekuasaan. Tudingan terlibat korupsi menjadi alasan untuk mendepak sang presiden.

Tanda-tanda kejatuhan Rousseff kian menguat setelah, kemarin, komite kongres merekomendasikan pemakzulan terhadap dirinya, terkait dengan kasus skandal megakorupsi yang melibatkan perusahaan minyak negara, Petrobras.

Sekretaris Kabinet Jaques Wagner mengungkapkan kondisi 'bos'-nya saat ini dalam keadaan bingung dan sedih karena hasil pemungutan suara komite di Majelis Rendah Kongres menyokong pemakzulan.

Sebanyak 38 anggota komite mendukung pelengseran Rousseff, sementara hanya 27 yang menolak. Praktis, pascapemungutan suara dinyatakan usai, kedua pihak yang berseberangan mengusung slogan dan spanduk masing-masing. Sebelumnya, mereka berdebat dalam suasana kasar.

Keputusan komite itu memang tidak mengikat. Namun, itu memberikan pengaruh penting sebagai tinjauan dalam pleno penentuan di majelis rendah yang diharapkan terselenggara pada Minggu (17/4) atau Senin (18/4).

Di sisi lain, jika majelis tinggi secara mayoritas setuju mengajukan Rousseff ke pengadilan, dia akan diberhentikan sementara selama enam bulan. Sembari menunggu keputusan senat tentang nasib Rousseff, Wakil Presiden Michel Temer akan memangku jabatan presiden.

"Ini merupakan kemenangan bagi rakyat Brasil," kata wakil oposisi, Jovair Arantes, memprediksi hasil pemungutan suara itu akan membawa momen propelengseran secara luas di semua majelis senat.

Di kongres nasional, dua pertiga anggota akan mengirim kasus Rousseff ke senat, yang kemudian akan memiliki kekuatan untuk menempatkan dia di hadapan pengadilan dan akhirnya mendepaknya dari kursi kepresidenan jika semua prosedur telah terpenuhi.

Pemakzulan Rousseff, jika terlaksana, akan menjadi pelengseran pertama Presiden Brasil sejak 1992, ketika mantan Presiden Fernando Collor de Mello menghadapi protes besar-besaran atas tuduhan korupsi dan undur diri sebelum proses masuk ke senat.

Terpojok sendirian

Rousseff berjuang mati-matian untuk mempertahankan kursi kepresidenan yang telah ia duduki sejak Januari 2011 atau dua periode. Dia harus mampu 'mengamankan' pihak antipemakzulan atau membujuk para deputi untuk abstain.

Namun, perjuangan Rousseff tampaknya tak akan mudah. Maklum, dia terpojok dan berjuang sendirian setelah ditinggal mitra-mitranya. Akhir Maret lalu, Menteri Olahraga Brasil undur diri setelah Partai Buruh yang dipimpin Rousseff kehilangan mitra koalisi utamanya, PMDB, yang justru berpihak ke kubu oposisi.

Namun, wakil propemerintah, Silvio Costa, mengatakan ia yakin akan keberlangsungan pemerintahan saat ini. "Pihak oposisi sangat arogan setelah kemenagan komite," ujarnya seperti dikutip Aljazeera. (AFP/I-1)