Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

2.000 Pelajar di Tiongkok Batal Mudik untuk Imlek

Mediaindonesia.com
20/1/2021 20:35
2.000 Pelajar di Tiongkok Batal Mudik untuk Imlek
Ilustrasi : Imlek(ANTARA/Feny Selly)

Sekitar 2.000 pelajar yang hendak mudik untuk mengisi libur semester musim semi telantar di Shijiazhuang setelah pemerintah Ibu Kota Provinsi Hebei, Tiongkok, itu menutup akses menuju luar kota.

Dalam beberapa hari terakhir, terdapat puluhan warga Shijiazhuang yang positif Covid-19 sehingga pemerintah setempat mengambil kebijakan anti-epidemi secara ketat.

Beberapa pelajar yang hendak mudik libur Imlek itu tertahan, demikian media penyiaran Tiongkok, Rabu (20/1).

Pemerintah Kota Shjiazhuang memberikan bantuan makanan dan akomodasi kepada para pelajar yang mengalami keterbatasan bekal.

Gao Jiawei, salah satu di antara pelajar yang mendapatkan bantuan itu mengaku hendak pulang kampung ke Provinsi Shanxi dari Kota Xingtai, Provinsi Hebei.

Saat transit di Stasiun Shijiazhuang dia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya karena semua moda transportasi ditangguhkan.

Di tengah situasi tersebut, dia kesulitan mendapatkan tempat tinggal sementara dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Saat menjalani tes usap, dia bertemu pelajar lain yang sama-sama mengalami kesulitan.

Oleh karena bekalnya sangat terbatas, dia dan temannya patungan menyewa satu kamar hotel dan berupaya mencari bantuan dari pemerintah. "Semula saya hanya menginap tiga sampai empat hari, tetapi sampai sekarang sudah enam hari. Biayanya pun jadi naik hingga 1.000 yuan (Rp2,1 juta)," ujar pria itu.

Gao menghubungi orang tuanya mengenai kesulitan yang dialaminya itu, sedangkan temannya, Li Zhaowen yang berasal dari Provinsi Henan memilih diam karena takut orang tuanya khawatir.

Pemeritah Provinsi Hebei menyadari akan kasus yang dialami oleh para pelajar seperti Gao dan Li itu. "Kami membentuk tim untuk berpatroli di stasiun, bawah jembatan, atau lokasi proyek. Kami kirim tim patroli ke semua tempat," kata Pang Lianxing dari Dinas Kependudukan Provinsi Hebei. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya