Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jaksa Agung AS William Barr Mengundurkan Diri

Atikah Ishmah Winahyu
15/12/2020 07:52
Jaksa Agung AS William Barr Mengundurkan Diri
Jaksa Agung AS William Barr(SAUL LOEB / AFP)

JAKSA Agung AS William Barr, salah satu rekan Donald Trump yang paling setia  mengundurkan diri usai membantah presiden dengan mengatakan bahwa Departemen Kehakiman tidak menemukan bukti kecurangan pemilu. Barr telah lama dipandang sebagai loyalis kepada presiden dan dituding telah mengubah Departemen Kehakiman (DoJ) menjadi pelayan yang patuh bagi Gedung Putih selama masa jabatannya.

"Baru saja pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Jaksa Agung Bill Barr di Gedung Putih. Hubungan kami sangat baik, dia telah melakukan pekerjaan luar biasa! Sesuai surat, Bill akan pergi sebelum Natal untuk menghabiskan liburan bersama keluarganya," cuit Trump mengumumkan pengunduran diri Barr melalui akun Twitternya.

"Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen, orang yang luar biasa, akan menjabat sebagai Jaksa Agung. Richard Donoghue yang sangat dihormati akan mengambil alih tugas Wakil Jaksa Agung. Terimakasih untuk semuanya!" lanjutnya.

Pengumuman ini beredar hanya beberapa saat setelah Joe Biden secara resmi terpilih sebagai presiden Amerika Serikat berikutnya oleh anggota electoral college pada Senin. Barr mengejutkan banyak pengamat karena membantah gagasan yang diutarakan oleh Trump dan tim suksenya, bahwa telah terjadi kecurangan yang meluas dalam pemilu 2020.

Trump telah berusaha untuk menggagalkan kemenangan Biden dengan mempermasalahkan hal-hal kecil seperti tanda tangan, amplop, dan tanda pos, sebagai bukti penipuan pemilu yang meluas di seluruh negara hingga membuatnya kehilangan kesempatan dalam pemilihan. Trump dan beberapa rekannya juga menghubungkan kemenangan Biden dengan perangkat lunak pemilu yang dibuat di Venezuela.

"Ada satu pernyataan yang menyebutkan bahwa hasil (pemilu) ini merupakan penipuan sistemik dan klaim bahwa mesin pada dasarnya diprogram untuk membelokkan hasil pemilu. DHS dan DoJ telah memeriksanya, dan sejauh ini, kami belum melihat apa pun untuk membuktikannya (tuduhan), "kata Barr dalam wawancara.

Barr mengatakan, beberapa orang mempertanyakan peran sistem peradilan pidana federal dan memintanya untuk mengambil langkah atas tuduhan yang harus dibuat dalam gugatan hukum perdata dan ditinjau oleh pejabat negara bagian atau lokal, bukan departemen kehakiman.

"Ada kecenderungan yang berkembang untuk menggunakan sistem peradilan pidana sebagai semacam standar perbaikan-semua, dan orang tidak menyukai, mereka ingin Departemen Kehakiman untuk datang dan menyelidiki," imbuhnya.

baca juga: Joe Biden Memenangkan Electoral College

Komentar itu membuat Trump dan pendukungnya marah, karena mereka gagal menemukan cara untuk membalikkan kekalahannya dari Biden, baik melalui pengadilan, meminta penghitungan ulang, atau tekanan pada pejabat.

Spekulasi tentang masa depan Barr tersebar luas sejak wawancaranya diterbitkan, sebagai anggota paling terkenal dalam pemerintahan dengan tegas menentang argumen presiden bahwa dia adalah pemenang yang sah. (The Guardian/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya