Trump Kalah dalam Gugatan Pemilu di Wisconsin

PRESIDEN Donald Trump kalah dalam gugatan Wisconsin pada Jumat (11/12) yang berupaya mendiskualifikasi lebih dari 221 ribu surat suara dan membatalkan kekalahannya dari Joe Biden. Hakim Cadangan Stephen Simanek menolak setiap argumen yang dibuat Trump untuk menantang pemungutan suara di dua kabupaten terbesar di negara bagian itu, dengan mengatakan bahwa pemilihan tersebut diselenggarakan dengan benar dan tidak ada kesalahan seperti yang dituduhkan oleh presiden.

"Intinya di sini, pengadilan harus melakukan segalanya untuk memastikan bahwa keinginan para pemilih menang," kata hakim.

Trump berencana untuk segera mengajukan banding atas putusan tersebut ke Mahkamah Agung Wisconsin yang dikendalikan konservatif, meskipun peluangnya tampak tipis. Trump juga memiliki gugatan federal di Wisconsin.

Pengadilan Mahkamah Agung Wisconsin sebelumnya menolak untuk mendengarkan kasus negara bagian Trump sebelum masuk ke pengadilan yang lebih rendah. Mayoritas hakim juga secara terbuka mempertanyakan apakah mendiskualifikasi surat suara, seperti yang diinginkan Trump akan tepat.

Trump telah mendesak hakim pengadilan rendah untuk segera memutuskan kasus-kasus tersebut sehingga dia dapat mengajukan banding sebelum Electoral College bertemu pada Senin dan memberikan 10 suara Wisconsin untuk Biden. Hal itu memberi kemungkinan putusan akhir pekan yang langka dari Mahkamah Agung negara bagian.

Biden memenangkan Wisconsin dengan sekitar 20.600 suara, selisih 0,6 persen yang bertahan dari penghitungan ulang yang diminta Trump di Milwaukee dan Dane, dua kabupaten terbesar di negara bagian itu. Trump tidak menantang surat suara mana pun di kabupaten yang dimenangkannya.

Pengacara Trump Jim Troupis berpendapat bahwa panitera di negara bagian Milwaukee dan Dane salah karena mengandalkan panduan dari Komisi Pemilihan Wisconsin tentang surat suara yang tidak hadir. Dia berpendapat bahwa pedoman itu, beberapa di antaranya telah ada selama bertahun-tahun atau dimodifikasi sebagai reaksi terhadap pandemi covid-19 untuk memudahkan orang yang dibatasi tanpa batas waktu untuk memberikan suara, bertentangan dengan undang-undang negara bagian.

Pengacara Biden John Devaney berpendapat bahwa setiap orang yang memberikan suara dalam pemilihan presiden melakukannya dengan mematuhi sepenuhnya undang-undang yang berlaku pada saat pemilihan.

“Tidak ada bukti penipuan atau aktivitas ilegal,” katanya.

Devaney juga menuding Trump menargetkan surat suara di dua kabupaten paling perkotaan, non-kulit putih di Wisconsin untuk didiskualifikasi.

Devaney mencatat bahwa tidak ada yang menentang undang-undang yang telah ada sebelum pemilihan ini, termasuk Trump ketika dia memenangkan negara bagian pada 2016.

Hakim setuju dengan pengacara Biden bahwa Wisconsin patuh dengan hukum selama pemilihan dan penghitungan ulang.

Trump dan timsesnya telah mengalami serangkaian kekalahan di Wisconsin dan di seluruh negeri dalam tuntutan hukum yang mengandalkan klaim yang tidak berdasar atas penipuan yang meluas dan penyalahgunaan pemilu.

Seorang hakim federal yang ditunjuk Trump di Wisconsin mengatakan Kamis bahwa gugatan presiden itu luar biasa dan sangat aneh dan bahwa membalikkan hasil akan menjadi putusan paling luar biasa dalam sejarah pengadilan ini atau peradilan federal.

Hakim Distrik AS Brett Ludwig berjanji untuk mengeluarkan putusannya secepatnya.  Komite yang dikendalikan Republik di Badan Legislatif negara bagian mengadakan audiensi publik khusus undangan untuk menerima kesaksian tentang pemilihan.

baca juga: MA Tolak Gugatan Texas untuk Batalkan Hasil Pemilu AS 

Partai Republik meminta sebagian besar partisan konservatif untuk berbicara, termasuk pembawa acara radio bincang-bincang di Milwaukee, tetapi bukan pejabat tinggi pemilu negara bagian atau kepala pemilu di kota atau kabupaten Milwaukee. Demokrat mengecam sidang itu sebagai lelucon. (CNA/OL-3)