Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
POLISI dan tentara Filipina pada Jumat (13/11) bergabung dalam upaya pencarian orang hilang setelah Topan Vamco yang melanda negara itu, menewaskan sedikitnya 42 orang.
Hujan deras yang diakibatkan Topan Vamco menyebabkan banjir daerah dataran rendah Manila dan provinsi sekitarnya. Banyak warga yang terjebak di atap dan balkon rumah mereka.
Saat air banjir surut dan penduduk mulai kembali ke rumah, skala kerusakan yang ditinggalkan oleh Vamco menjadi lebih jelas. Di Kota Marikina, salah satu daerah yang paling parah di ibu kota, mesin cuci, televisi, sofa, kursi kantor, dan sepeda yang tertutup lumpur bertumpuk di jalanan.
"Semua rumah di sini terendam lumpur dan air," kata Mike Rusio, 51 tahun.
Ratusan ribu orang harus kembali ke rumah mereka tanpa listrik. Vamco menyerang pulau terpadat di Luzon pada Rabu dan Kamis, memicu tanah longsor, menumbangkan pohon dan menghalangi jalanan.
Topan berturut-turut dalam 2 bulan menambah tantangan pada pemerintah yang tengah memerangi infeksi virus korona dan resesi ekonomi.
Data yang dipublikasikan polisi menunjukkan, 42 orang meninggal dunia, 43 luka-luka dan 20 orang masih hilang. Di antara korban tewas, lima atau enam orang lainnya hilang akibat tanah longsor di kota Banaue. Tiga orang tewas ketika sebuah gudang runtuh di provinsi Cavite.
Tanah longsor di dekat tambang emas menewaskan 10 orang di provinsi Nueva Vizcaya di utara Manila, kata kepala polisi Ranser Evasco kepada radio DZBB. Di provinsi Cagayan, empat tewas akibat tanah longsor dan dua tenggelam, kata Gubernur Manuel Mamba.
Baca juga : Kematian Harian Global Akibat Covid-19 Capai 10.000
Beberapa korban masih diverifikasi, kata para pejabat, yang menunjukkan jumlah korban kemungkinan akan meningkat.
Pihak berwenang berjanji untuk mendistribusikan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada para korban. Banyak di antaranya masih dalam masa pemulihan dari topan Molave ??dan Goni yang menewaskan puluhan orang, menghancurkan puluhan ribu rumah dan memutus aliran listrik ke sebagian besar negara dalam beberapa pekan terakhir.
Badan penanggulangan bencana mengatakan hampir 75.000 orang masih berkumpul di pusat-pusat evakuasi. Beberapa sulit menerapkan protokol Covid-19 yang tepat antara keluarga dan banyak pengungsi yang tidak mengenakan masker.
Juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan pemerintah bertindak cepat. "Sayangnya, kami tidak bisa berbuat apa-apa terhadap air banjir yang naik terlalu cepat, tapi kami pastikan tidak ada yang tertinggal," katanya.
Para pejabat mengatakan banyak orang telah mengabaikan perintah untuk evakuasi dari rumah mereka. Kemudian mereka dikejutkan oleh air yang naik dengan cepat.
Polisi, tentara, dan penjaga pantai dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, menggunakan perahu untuk menjangkau ribuan orang yang terdampar. Operasi menjadi lebih rumit dengan pandemi Covid-19.
Parahnya banjir di Manila dan provinsi tetangga Rizal memicu perbandingan dengan kerusakan yang disebabkan oleh Topan Ketsana pada tahun 2009 yang menewaskan ratusan orang. Sekitar 450.000 rumah tangga di sekitar Manila tetap tanpa listrik dan kelas virtual dan pekerjaan pemerintah masih ditangguhkan di Luzon, rumah bagi setengah dari 108 juta penduduk Filipina.
Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya menghancurkan panen, rumah, dan infrastruktur di daerah yang sudah miskin. Hal ini terutama dipengaruhi oleh perubahan iklim dengan banyak orang yang tinggal di daerah pesisir yang rentan terhadap gelombang badai yang disebabkan oleh naiknya air laut dan banjir yang parah.(CNA/Ol-7)
Penjaga Pantai Filipina mempersiapkan penempatan penghalang terapung dan selang penyedot untuk menangani tumpahan minyak dan mencegahnya mencapai ibu kota, Manila.
Topan Gaemi mencapai Tiongkok tenggara setelah melintasi Selat Taiwan, memicu peringatan tentang potensi banjir, genangan air, dan peningkatan aliran sungai.
Sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat diterjang Topan Gaemi di Filipina. Lebih dari satu juta orang terdampak dan 1,3 juta hectare lahan pertanian hancur.
Di Filipina, topan gaemi memperburuk kondisi hujan, menyebabkan kapal tanker MT Terra Nova terbalik dan satu kapal kargo tenggelam di lepas pantai selatan Taiwan.
Topan Gaemi telah mendarat di pantai timur Taiwan dengan kecepatan angin mencapai 240 km/jam (150 mph), menjadikannya badai terkuat yang menghantam pulau itu dalam delapan tahun.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) secara resmi menyatakan Siklon Tropis Freddy sebagai siklon tropis terpanjang yang pernah tercatat dalam sejarah. Fenomena itu berlangsung selama 36 hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved