Biden Memulai Masa Transisi

PRESIDEN terpilih AS Joe Biden kemarin mengambil langkah pertama sebelum masuk ke Gedung Putih. Bersama wakilnya, Kamala Harris, dia menerima pengarahan dari tim penasihat covid-19.

Selain akan memberikan sambutan tentang virus korona dan pemulihan ekonomi, Biden juga meluncurkan situs web transisi beralamat BuildBackBetter.com dan akun Twitter @Transition46.

Situs web transisi Biden mencantumkan empat prioritas yakni covid-19, pemulihan ekonomi, keadilan rasial, dan perubahan iklim. “Tim yang sedang berkumpul akan mengatasi tantangan ini dengan segera,” ujar Biden, mengacu pada 20 Januari 2021, ketika dia akan dilantik  sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat.

Biden, yang berulang tahun ke 78 pada 20 November, akan menjadi presiden tertua yang pernah terpilih ke Gedung Putih. Sementara Harris, 56, senator dari California, adalah wanita pertama, orang kulit hitam pertama, dan keturunan Asia Selatan pertama yang terpilih sebagai wakil presiden.

Biden berencana menunjuk satuan tugas untuk mengatasi pandemi virus korona yang telah menewaskan lebih dari 237.000 orang di AS dan melonjak di seluruh negara bagian. 

Dia juga telah mengumumkan rencana untuk bergabung kembali dengan ke sepakat an iklim Paris. Kemudian dia dilaporkan akan mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatalkan larangan perjalanan di sebagian besar negara muslim yang dibuat pada era Donald Trump.

Biden telah berjanji untuk menunjuk kabinet yang mencerminkan keragaman negara, meskipun ia mungkin mengalami kesulitan  mendapatkan persetujuan untuk tokoh yang lebih progresif jika Partai Republik mempertahankan kendali Senat.

Di sisi lain, Trump kembali menolak untuk mengakui kekalahan dan mencoba menabur keraguan tentang hasil pemilihan. Dia berencana untuk mengajukan serangkaian tuntutan hukum di pekan mendatang.

Kubu Republik sejauh ini terus mendukung. Senator sekutu Trump, Lindsey Graham dari South Carolina mengatakan Trump harus terus berjuang. “Kami akan bekerja sama dengan Biden jika dia menang, tetapi Trump belum kalah,” kata Graham.

Dia meminta Trump untuk tidak mengakui kekalahan dan tuduhan kecurangan pilpres kali pun ini harus diselidiki. Meski tanpa bukti kuat, Graham menuduh terjadi kecurangan terkait surat suara yang dikirim melalui kantor pos.

Taiwan khawatir

Salah satu sekutu AS, Taiwan, mulai mengkhawatirkan merosotnya dukungan. Presiden Tsai Ing Wen menulis di Facebook untuk mengatasi masalah itu dan memberi tahu para pengikutnya bahwa hubungan dengan AS akan terus diperkuat. “Apa pun hasil pemilihan umum,  transaksi ini tidak akan berubah dan kami akan terus memperdalam hubungan Taiwan-AS,” kata Ing Wen.

Kekhawatiran Taiwan muncul karena Trump, yang belum mengakui kekalahan, sangat populer di kalangan orang Taiwan. Sebagian besar karena kesediaannya untuk mendukung wilayah itu dalam menghadapi Tiongkok yang semakin tegas mengklaim Taiwan sebagai miliknya.

Hubungan AS-Taiwan berubah hampir sejak awal kepresidenan Trump ketika dia melanggar tradisi dan menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Tsai setelah pelantikannya pada 2016. Langkah tersebut membuat marah Tiongkok. Selama ini Tiongkok mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan telah merongrong sekutu diplomatik resmi pulau itu yang saat ini hanya terdiri dari segelintir negara kecil. (AFP/X-11)