Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Topan Super Goni Hantam Filipina, Hampir 1 Juta Orang Dievakuasi

Faustinus Nua
01/11/2020 12:02
Topan Super Goni Hantam Filipina, Hampir 1 Juta Orang Dievakuasi
Petugas mengawal anak-anak yang dievakuasi di Manila, Filipina, seiring mendekatnya Topan Super Goni.(AFP/Ted ALJIBE)

BADAN cuaca Filipina melaporkan Topan Super Goni melesat ke bagian selatan pulau utama Filipina, Luzon, Minggu (1/11), membawa angin kencang dahsyat dan hujan lebat dengan dua kali hujan sejauh ini.

Badai terkuat di dunia sepanjang tahun ini tersebut telah menambah kekuatan dengan kecepatan angin berkelanjutan 225 kilometer per jam dan hembusan hingga 310 kilometer per jam.

Otoritas Filipina mengevakuasi hampir 1 juta orang ke tempat yang lebih aman sebelum Goni mendekati provinsi timur dan mendarat di Catanduanes dan Albay di wilayah Bicol.

Baca juga: Tim Penyelamat Berlomba Selamatkan Penyintas Gempa Turki

Badan cuaca mengatakan "angin kencang yang dahsyat dan curah hujan yang deras" diperkirakan akan melanda Provinsi Bicol serta sebagian Quezon, Laguna, dan Batangas, selatan ibu kota Manila.

"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya bagi daerah-daerah ini," kata biro cuaca.

Ibu Kota Manila juga berada dalam jalur yang diproyeksikan Goni, badai tropis ke-18 di negara itu. Pendaratan ketiga diperkirakan akan melanda Provinsi Quezon pada hari ini, kata peramal cuaca Lorie dela Cruz kepada sebuah stasiun radio.

Antara 19 juta hingga 31 juta orang dapat terdampak, termasuk mereka yang berada di zona bahaya.

Peringatan gelombang badai telah dikeluarkan, sementara para pejabat juga telah mengingatkan mereka yang berada di pusat evakuasi untuk tetap menjaga jarak sosial karena penyebaran covid-19 juga menjadi perhatian.

Sementara itu, puluhan penerbangan internasional dan domestik telah dibatalkan. Otoritas penerbangan sipil memerintahkan penutupan satu hari dari gerbang utama Manila, Bandara Internasional Ninoy Aquino.

"Sepertinya kita akan mendapat angin kencang, meningkatkan kemungkinan banjir dan tanah longsor yang meluas," kata Mark Timbal, juru bicara Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional.

"Gelombang badai akan segera terjadi di pantai timur kami. Kami memantau gunung berapi Mayon dan Taal untuk kemungkinan aliran lumpur vulkanik."

Kepala Pertahanan Sipil Ricardo Jalad mengatakan hampir 1 juta orang telah meninggalkan rumah mereka di wilayah Bicol. Pihak berwenang menghabiskan Sabtu (31/10) mengumpulkan kendaraan penyelamat, tim tanggap darurat, dan barang bantuan sebelum badai datang.

Sekolah-sekolah yang telah kosong sejak dimulainya pandemi virus korona digunakan sebagai tempat penampungan darurat seperti pusat evakuasi dan gimnasium yang dikelola pemerintah.

"Mengevakuasi orang lebih sulit saat ini karena covid-19," kata juru bicara pertahanan sipil Bicol Alexis Naz kepada AFP.

Mary Ann Echague, 23, dan keluarganya meninggalkan rumah mereka di kota pesisir Legazpi ke sekolah dasar pedalaman tempat mereka berlindung di ruang kelas bersama beberapa keluarga lain.

"Kami takut akan amukan topan," kata Echague yang mengungsi bersama kedua anaknya, orangtua, dan saudara kandungnya.

Mereka membawa kompor portabel, daging kaleng, mie instan, kopi, roti, selimut dan bantal.

“Tiap terkena angin topan, rumah kami rusak karena terbuat dari kayu dan atap besi galvanis,” ujarnya. "Kami selalu berhasil. Kami menemukan cara untuk bertahan."

Ratusan orang telah terdampar setelah penjaga pantai memperingatkan kapal feri dan kapal nelayan ke pelabuhan, mengingat laut yang ganas akan menimbulkan gelombang setinggi 16 meter.

Goni diperkirakan melemah saat melintasi Luzon selatan dan memasuki Laut China Selatan, Senin (2/11) pagi, kata peramal cuaca Filipina.

Goni adalah salah satu topan terkuat yang melanda Filipina sejak Haiyan, yang menewaskan lebih dari 6.300 orang pada 2013.

Ini terjadi setelah Topan Molave, yang melanda Filipina bulan lalu menewaskan 22 orang, sebagian besar karena tenggelam di provinsi selatan Manila.

Yang paling mematikan dalam catatan adalah Topan Haiyan, yang menimbulkan gelombang raksasa di pusat Kota Tacloban dan menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang pada 2013.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya memusnahkan panen, rumah, dan infrastruktur, membuat jutaan orang terus miskin. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya