Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OTORITAS Vietnam, Kamis (29/10), mengerahkan ratusan tentara dan alat berat untuk mencari korban setelah terjadi tanah longsor yang dipicu hujan lebat dari Topan Molave, salah satu topan terkuat di kawasan itu dalam beberapa dekade terakhir.
Tanah longsor, yang melanda daerah terpencil di Provinsi Quang Nam, sehari sebelumnya, menewaskan 13 orang dengan 40 orang hilang. Upaya penyelamatan terhambat cuaca buruk karena badai tersebut.
"Kami dapat memperkirakan jalur badai atau jumlah hujan, tetapi tidak dapat memprediksi kapan tanah longsor terjadi," kata wakil Perdana Menteri Vietnam Trinh Dinh Dung dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Tiongkok Laporkan 47 Kasus Baru Covid-19
"Jalan tertutup lumpur dalam dan hujan deras masih melanda daerah itu, tapi pekerjaan penyelamatan harus dilakukan secepatnya," kata Dung.
Pemerintah mengatakan Topan Molave telah menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik dan merusak 56.000 rumah. Sejumlah 26 nelayan juga masih dinyatakan hilang, meski dua kapal angkatan laut telah dikerahkan untuk mencari mereka.
Molave telah melemah menjadi badai tropis setelah mendarat pada Rabu (28/10) dan diperkirakan akan mencapai Laos pada Kamis (29/10) malam.
Hujan deras hingga 700 mm akan berlanjut di beberapa bagian Vietnam tengah hingga Sabtu (31/10), kata badan cuaca Vietnam.
Sejak awal Oktober, Vietnam dilanda badai, hujan lebat, dan banjir. Lebih dari 1 juta orang menjadi korban bencana alam di negara Asia Tenggara tersebut. (CNA/OL-1)
Penjaga Pantai Filipina mempersiapkan penempatan penghalang terapung dan selang penyedot untuk menangani tumpahan minyak dan mencegahnya mencapai ibu kota, Manila.
Topan Gaemi mencapai Tiongkok tenggara setelah melintasi Selat Taiwan, memicu peringatan tentang potensi banjir, genangan air, dan peningkatan aliran sungai.
Sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat diterjang Topan Gaemi di Filipina. Lebih dari satu juta orang terdampak dan 1,3 juta hectare lahan pertanian hancur.
Di Filipina, topan gaemi memperburuk kondisi hujan, menyebabkan kapal tanker MT Terra Nova terbalik dan satu kapal kargo tenggelam di lepas pantai selatan Taiwan.
Topan Gaemi telah mendarat di pantai timur Taiwan dengan kecepatan angin mencapai 240 km/jam (150 mph), menjadikannya badai terkuat yang menghantam pulau itu dalam delapan tahun.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) secara resmi menyatakan Siklon Tropis Freddy sebagai siklon tropis terpanjang yang pernah tercatat dalam sejarah. Fenomena itu berlangsung selama 36 hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved