Myanmar Percepat Pemilihan Presiden

PARLEMEN Myanmar mempercepat jadwal pemilihan presiden menjadi 10 Maret 2016 atau lebih cepat sepekan daripada jadwal sebelumnya. Percepatan itu membuat peluang tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi untuk mencapai kesepakatan dengan militer supaya dapat mencalonkan diri semakin menipis.

"Kami akan menggelar pertemuan bagi parlemen untuk memilih presiden dan wakil presiden pada Kamis, 10 Maret, seminggu lebih cepat daripada jadwal sebelumnya," kata Win Khaing Than, ketua parlemen, Selasa (1/3).

Peluang Aung San Suu Kyi untuk menjadi orang nomor satu di Myanmar terjegal undang-undang dasar negeri itu. Pasal 59 (f) Undang-Undang Dasar Myanmar melarang warganya yang memiliki anak berdarah asing atau pasangan dari negara lain untuk menjabat petinggi negara. Mendiang suami Suu Kyi dan dua putranya berkebangsaan Inggris.

Karena itu, sejak partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang telak dalam Pemilihan Umum November 2015, Suu Kyi gencar menggelar pertemuan dengan junta militer yang berkuasa supaya dapat mencalonkan diri sebagai presiden.

Para pengamat mengatakan perundingan Suu Kyi menekankan pada kemungkinan perubahan undang-undang. Namun, pemilihan presiden yang diselenggarakan lebih cepat sepekan itu menyebabkan negosiasi Suu Kyi hampir dipastikan gagal. Namun, juru bicara NLD Win Htein mengatakan partainya akan tetap mendukung pencalonan pemimpin mereka itu. "Aung San Suu Kyi harus menjadi presiden. Cepat atau lambat," katanya.

Dengan tipisnya peluang Suu Kyi menjadi presiden, pengganti posisi Presiden Thein Sein, mantan jenderal yang menggulirkan reformasi di Myanmar sejak 2011, makin menjadi tanda tanya. Junta militer yang masih memiliki cengkraman yang kuat di bidang ekonomi dan politik memiliki hak untuk mencalonkan satu kandidat presiden. Dua kandidat lainnya akan dipilih majelis tinggi dan rendah yang sejak pemilu dikuasai oleh NLD. Gabungan majelis tinggi dan rendah itu akan memilih presiden dari ketiga kandidat yang ada.

Kini spekulasi siapa yang akan dicalonkan dari NLD kian merebak.

Tin Oo, patron berusia 90 tahun, berkali-kali menyangkal anggapan bahwa ia yang akan menjalankan tugas tersebut. Dokter pribadi Suu Kyi, Tin Myo Win, dan pemimpin yayasan miliknya, Htin Kyaw, juga disebut-sebut kandidat kuat.

Bahkan orang nomor tiga di junta militer, Shwe Mann, digadang-gadang mungkin akan mengisi kursi presiden. Namun, tidak satu pun dari kandidat tersebut mampu menyaingi pamor Suu Kyi, yang namanya menjulang sebagai putri pahlawan kemerdekaan dan ikon demokrasi negeri itu. Pengaruh Suu Kyi di NLD juga begitu kuat. Kemarin, misalnya, dia memarahi sejumlah anggota parlemen karena hasil nilai ujian mereka untuk masuk parlemen sangat buruk.