Trump Tunda Kunjungan Putin

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda pertemuan puncak kedua dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (26/7) setelah pertemuan kontroversial kedua pemimpin di Helsinki, Finlandia.

Presiden AS berencana untuk mengundang Putin ke Gedung Putih di musim gugur, tapi memilih untuk menunda sampai 2019. Penundaan itu terkait dengan kepergian Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Kongres untuk membela Trump.

Pompeo menekankan langkah-langkah yang diambil Trump untuk menunjukkan tekad melawan Kremlin selama tiga jam pembicaraan panas dengan Senat untuk Komite Hubungan Luar Negeri.

Diplomat top itu akan mendukung upaya bipartisan di Kongres untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia sebagai tanggapan atas campur tangan mereka dalam pemilu AS 2016 dan sebagai efek jera terhadap campur tangan tahun ini atau pada 2020.

"Saya secara pribadi menjelaskan kepada Rusia bahwa akan ada konsekuensi berat untuk campur tangan dalam proses demokrasi kami," katanya dalam pernyataan pembukaannya.

Tanpa merinci pertemuan Trump dan Putin pada waktu lalu, Pompeo menegaskan kembali kebijakan resmi AS menolak aneksasi Rusia yang dicoba Krimea.

"NATO akan tetap menjadi pilar penting keamanan nasional Amerika. Kami tahu kelemahan memprovokasi musuh kami, tetapi kekuatan dan kohesi melindungi kami," jelasnya.

Penundaan itu juga mendorong pembicaraan kembali sampai Robert Mueller menyelesaikan penyelidikannya atas gangguan pemilihan umum oleh Moskow, menurut Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

Di depan Korea Utara, Pompeo juga memberi nada tegas, memperingatkan Washington tidak akan membiarkan negosiasi nuklir berlarut-larut tanpa keberhasilan.

"Kami terlibat dalam diplomasi kesabaran, tetapi kami tidak akan membiarkan hal ini berakhir tanpa akhir," kata Pompeo.

Kendati bersikeras, Korea Utara memahami secara tepat definisi denuklirisasi dari AS dan telah sepakat untuk denuklirisasi, Pompeo juga menegaskan bahwa Pyongyang terus membuat bahan fisil nuklir.

Dia meyakini Korea Utara tetap menjadi ancaman keamanan nasional yang paling mendesak bagi AS. (AFP/OL-3)