Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sekjen PBB Dengar Langsung Kisah Pengungsi Rohingya

Irene Harty
02/7/2018 15:00
Sekjen PBB Dengar Langsung Kisah Pengungsi Rohingya
(AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dia mendengar langsung laporan kekejaman yang tak terbayangkan selama kunjungan ke pengungsian Rohingya di Bangladesh selatan pada Senin (2/7).

Guterres menggambarkan situasi mereka sebagai mimpi buruk kemanusiaan dan hak asasi manusia.

"Di Cox's Bazar, Bangladesh, saya baru saja mendengar kisah tak terbayangkan tentang pembunuhan dan perkosaan dari pengungsi Rohingya yang baru-baru ini melarikan diri dari Myanmar. Mereka menginginkan keadilan dan pulang dengan selamat," kata Guterres di Twitter.

Sebelum berkunjung dia juga mengatakan di Twitter bahwa warga Rohingya adalah salah satu komunitas yang paling terdiskriminasi dan rentan di bumi.

Bersama dengan Kepala Bank Dunia, Jim Yong Kim, kunjungannya disebut sebagai misi solidaritas dengan pengungsi Rohingya dan masyarakat yang mendukung mereka.

"Welas asih dan kemurahan hati rakyat Bangladesh menunjukkan yang terbaik dari kemanusiaan dan menyelamatkan ribuan nyawa," paparnya.

Sekitar 100 orang Rohingya melakukan protes sebelum kunjungan Guterres.

Mereka tidak senang tentang kesepakatan awal PBB dengan Myanmar untuk menilai kondisi di lapangan agar mereka dapat kembali pulang.

Namun hasilnya, PBB mengatakan kondisi apapun di negara bagian Rakhine di Myanmar barat tidak kondusif bagi repatriasi yang aman, sukarela, dan bermartabat.

Sekitar 700.000 orang Rohingya membanjiri perbatasan Agustus lalu untuk menghindari kekerasan.

Mereka dibenci oleh banyak orang di Myanmar, dicap imigran gelap dari Bangladesh, meskipun menyebut Rakhine sebagai tanah air mereka.

Delegasi Dewan Keamanan PBB mengunjungi Myanmar dan negara bagian Rakhine pada awal Mei, bertemu dengan para pengungsi yang memberikan laporan terperinci tentang pembunuhan, pemerkosaan, dan desa-desa yang dibakar di tangan militer Myanmar.

Myanmar dengan keras membantah tuduhan melakukan pembersihan etnis oleh Amerika Serikat, PBB, dan lain-lain.

Bangladesh dan Myanmar setuju untuk mulai memulangkan Rohingya pada November tahun lalu, tetapi prosesnya terhenti, dengan kedua belah pihak menuduh pihak lain mengacaukan upaya tersebut.

Kurang dari 200 pengungsi telah dimukimkan kembali sedangkan yang lainnya menolak untuk kembali sampai hak, kewarganegaraan, dan keamanan mereka terjamin. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya