Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) keliru menyebut Singapura sebagai bagian dari negara tetangganya, Malaysia, dalam catatan sehubungan dengan temu puncak Korea Utara (Korut)-AS pada Selasa (12/6) di laman daring mereka. Hal itu memicu tanggapan mengejek di dunia maya.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un pada Selasa (12/6) untuk temu puncak pertama pemimpin yang dulunya bermusuhan itu di sebuah hotel di negara kota Singapura.
Kesalahan itu muncul dalam salinan paparan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Senin. Salinan itu menyebut nama hotel, "JW Marriott, Singapura, Malaysia". Kesalahan itu kemudian diperbaiki dengan menghapus kata Malaysia.
"Yah, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat masih berpikir Singapura berada di Malaysia," kata pengguna Twitter @BrioS_BRxV.
Pulau Singapura pernah menjadi bagian dari Malaysia tapi kemudian berpisah secara sengit pada 1965, mengaburkan diplomatik dan perekonomian selama bertahun-tahun.
"Trump merencanakan memfasilitasi temu puncak penyatuan kembali Malaysia-Singapura segera?" kata pengguna Twitter lain, @boblskee.
Surat kabar Star Malaysia melaporkan kesalahan itu di laman Facebook mereka dengan judul "Bagaimana menyinggung orang Singapura dan warga Malaysia pada saat bersamaan".
Muatan itu dibagikan hampir 700 kali dan menarik hampir 300 tanggapan.
"Amerika Serikat harus kembali ke sekolah," kata pengguna Facebook Jimi Leong. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved