Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tiongkok Serukan Denuklirisasi Menyeluruh Semanjung Korea

Willy Haryono
12/6/2018 13:36
Tiongkok Serukan Denuklirisasi Menyeluruh Semanjung Korea
(AFP/ANTHONY WALLACE)

TIONGKOK menyambut baik pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura, Selasa (12/6), yang dinilai sukses menciptakan sejarah baru.

Beijing menyerukan agar pertemuan tersebut dapat menyelesaikan ketegangan di Semenanjung Korea.

"Fakta bahwa kedua pemimpin dapat duduk bersama dan berbicara memiliki arti penting dan positif, serta telah berhasil menciptakan sebuah sejarah baru," ujar Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada awak media, seperti dilansir dari AFP.

Menurut Wang, isu nuklir di Semenanjung Korea erat kaitannya dengan masalah keamanan. Selama ini, Korut mengklaim program nuklirnya bertujuan untuk menjamin keselamatan rezim.

Namun, AS dan komunitas global menginginkan agar Korut mengakhiri program senjata nuklir tersebut, yang berpotensi mengganggu stabilitas serta keamanan kawasan dan global.

"Menyelesaikan isu nuklir, di satu sisi, tentu saja adalah denuklirisasi menyeluruh. Namun, di saat bersamaan, harus ada mekanisme perdamaian untuk Semenanjung Korea, untuk menyelesaikan kekhawatiran Korut mengenai masalah keamanan," ungkap Wang.

'Negeri Tirai Bambu' itu adalah sekutu utama serta mitra dagang Korut. Namun, Tiongkok mendukung serangkaian sanksi dari PBB terhadap Korut atas program senjata nuklir dan misil balistik.

Meski sempat bersitegang, kedua negara mulai berbaikan belakangan ini, dan Kim meminjam pesawat Air China milik Perdana Menteri Li Keqiang untuk berangkat ke Singapura.

Pertemuan Trump dan Kim telah berakhir. Keduanya telah menandatangani dokumen yang berisi lima bahasan, yakni denuklirisasi, diakhirinya Perang Korea, hak asasi manusia, masalah keamanan, dan normalisasi hubungan dua negara. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya