Kim Jong-un Berharap Belajar Banyak dari Singapura

PEMIMPIN Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengaku terkesan dengan perkembangan ekonomi Singapura dan berharap dapat belajar banyak dari negara itu selama tur malam di beberapa landmark pada Senin (11/6), menurut kantor berita resmi KCNA pada Selasa (12/6).

Kim mengatakan Singapura 'bersih dan indah', sambil melihat pemandangan dari tempat observasi di hotel Marina Bay Sands. Dia menambahkan telah belajar banyak soal potensi ekonomi negara Asia Tenggara dan perkembangannya.

Pemberhentian pertamanya adalah sebuah taman dengan instalasi futuristik berbentuk pohon, Gardens by the Bay, yang juga menawarkan rumah kaca kaca terbesar dan air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.

Bersama Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Menteri Pendidikan Singapura yang tersenyum Ong Ye Kung, Kim berswafoto dengan latar belakang bunga dan diunduh oleh Balakrishnan dengan hashtag #Guesswhere.

Kim berterima kasih kepada pejabat Singapura karena bersedia melakukan tur pada larut malam.

Kim kemudian berhenti di Hotel Marina Bay Sands yang menyerupai papan luncur raksasa yang berdiri menjadi tiga bangunan tinggi untuk melihat lampu-lampu kota yang terang dari taman di atap dan kolam renang tanpa pagar.

Kehadiran Kim itu mengejutkan para tamu.

Mereka mencoba mengabadikan momen melihat Kim itu dengan kamera ponsel dan Kim tampak melambaikan tangannya.

Dalam perjalanan kembali ke hotelnya, Kim mengelilingi Merlion, patung raksasa ikonik dengan air mancur yang menjadi maskot Singapura.

Pemimpin muda Korut itu berada di bawah pengawasan ketat sejak tiba di Singapura terutama saat hendak tur malam ketika salah satu pejabat keamanannya berteriak "Semuanya sudah siap!" di lobi hotel sebelum berangkat.

Kim lalu muncul dalam setelan gaya Mao khasnya berjalan ke limosin hitam ditemani oleh adiknya, Kim Yo Jong, dan para ajudannya.

Perjalanan Kim ke Singapura adalah perjalanan terjauh yang pernah dia lakukan sejak mengambil alih kekuasaan pada akhir 2011 setelah kematian ayahnya.

Dia telah melakukan dua kali perjalanan ke Tiongkok sejak Maret untuk bertemu Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pada April dan Mei di Zona Demiliterisasi, yang memisahkan kedua Korea. (OL-2)