Mantan Presiden Afsel Jacob Zuma Hadapi Tuntutan Korupsi

MANTAN Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma akan menghadapi tuntutan atas tuduhan korupsi yang menghantui sebagian besar masa jabatannya, menurut jaksa penuntut setempat pada Jumat (16/3).

Keputusan itu menjadi pelanggaran terakhir dalam kasus yang memukul mundur pemimpin demokratik Afsel pasca apartheid setelah menandatangani kesepakatan senjata senilai US$5 miliar pada tahun 1990-an.

"Setelah mempertimbangkan masalah ini, saya berpendapat bahwa ada kemungkinan prospek penuntutan ke Zuma atas dakwaan yang tercantum dalam surat dakwaan," kata Direktur Jenderal Penuntutan Publik, Shaun Abrahams di Pretoria.

Zuma akan menghadapi dugaan pemerasan, korupsi, pencucian uang, dan penipuan yang semuanya berpotensi hukuman kustodian yang panjang.

"Saya berpendapat bahwa pengadilan akan menjadi forum yang paling tepat untuk masalah ini agar ada ruang dan diputuskan," kata Abrahams.

Mantan presiden dapat mengajukan banding atas putusan tersebut dengan sejumlah alasan dan berpendapat bahwa keputusan tersebut tidak sah karena posisi Abraham sendiri tidak pasti.

Pada Desember, Pengadilan Tinggi di Pretoria memerintahkan Wakil Presiden Cyril Ramaphosa untuk menggantikan Abrahams, yang mengaku tuduhan Zuma atas dirinya tidak berlaku lagi karena saat itu mereka konflik.

"Keadilan tidak hanya harus dilakukan, tapi juga harus dilihat, saya sadar bahwa setiap orang setara di hadapan hukum," kata Abrahams.

Abrahams mengatakan bahwa perwakilan departemennya di wilayah asal Zuma di KwaZulu-Natal akan memfasilitasi proses yang diperlukan Zuma dan rekan terduga untuk hadir di pengadilan.

Tahun lalu, pengadilan memutuskan untuk tidak mengambil keputusan oleh jaksa penuntut pada 2009 untuk menjatuhkan tuntutan korupsi kepada Zuma beberapa bulan sebelum dia menjadi presiden. (AFP/Ire/X-2)