Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Seribu Shelter untuk Pengungsi Rohingya

Haufan Hasyim Salengke
27/9/2017 19:40
Seribu Shelter untuk Pengungsi Rohingya
(AFP)

TIDAK berhenti setelah menyalurkan bahan 2 ton beras hasil sumbangan masyrakat Indonesia, lembaga kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam waktu dekat akan meluncurkan pembangunan 1.000 shelter nyaman untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh.

"Berbicara shelter jangan dibayangkan shelter biasa-biasa saja. Tapi yang kami akan bangun adalah rumah nyaman sederhana berukuran 25 meter persegi, terbuat dari beton dan kayu," ujarnya Presiden ACT Ahyudin di kantornya, Rabu (27/9).

Seribu shelter itu akan dibikin di 10 kamp atau 100 unit per kamp masing-masing. Di kamp-kamp itu dilengkapi dengan madrasah, masjid, dan 100 pasar untuk menggerakkan kehidupan dan ekonomi pengungsi.

Ahyudin mengungkapkan pihaknya telah mengantongi dana Rp25 miliar untuk membangun shelter-shelter tersebut. Sementara dana yang telah dibelanjakan oleh ACT untuk membantu Rohingya di Bangladesh dan sebulan terakhir mencapai Rp29,1 miliar.

ACT, kata dia, siap menjadi operator dunia untuk Rohingya. Karena itu ia berharap program-program yang mereka luncurkan tidak hanya didukung oleh nasional juga internasional. "Bekerja untuk kemanusiaan itu adalah bekerja membangun kehidupan kembali," kata Ahyudin.

ACT berharap dalam waktu tiga bulan ke depan akan ada bantuan beras lagi untuk Rohingya. Ahyudin optimistis pihaknya bisa menyalurkan ribuan ton beras untuk pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penindasan militer Myanmar.

"Semangat kita adalah membangun kehudupan normal untuk mereka (pengungsi)," kata Ahyudin.

Ia menekankan malapetaka kemanusiaan adalah situasi ketika pengungsi bergantung pada bantuan kemanusiaan. Karena itu ACT menjalankan program pemberdayaan dengan melibatkan pengungsi dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan, contohnya melalui pendidikan dan sisi ekonomi. "Karena itu kita berikan mereka pasar."

Sementara itu Anca Rahadiansyah, relawan ACT yang berangkat ke titik pengungsian di Bangladesh, mengatakan para pengungsi tinggal di bukit, area persawahan, dan balai desa. Pengungsi tidak hanya orang dewasa, juga anak-anak, termasuk bayi yang baru lahir.

Selain pangan, Anca dan organisasi yang ia wakili juga menyalurkan bantuan, alat masak, bantuan kesehatan, dan pakaian. Ia mengaku sikap otoritas Penjaga Perbatasan Bangladesh sangat kooperatif dan ramah kepada para penyalur bantuan kemanusiaan. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya