Unjuk Rasa Ricuh, Pasukan Brasil Ditarik

TENTARA Brasil yang dikerahkan dalam demonstrasi menuntut turunnya Presiden Brasil, Michel Temer di ibukota Brasilia ditarik kembali setelah demonstrasi berubah menjadi bentrokan.

"Saat ini, pasukan Federal sudah berada di sini (kantor-kantor kementerian). Dan berikutnya ada tentara yang datang untuk mengamankan semua gedung menteri," kata Menteri Pertahanan Brasil, Raul Jungmann.

Jungmann menyebutkan tentara diperintahkan oleh Temer. Baginya demonstrasi tersebut damai tapi berubah menjadi kekerasan, vandalisme, tidak hormat, serangan terhadap kekayaan negara, dan ancaman terhadap orang-orang.

Jungmann juga mengatakan pegawai pemerintah diteror. Beberapa korban luka dilaporkan dan polisi Brasilia mengatakan setidaknya satu orang terluka akibat tembakan.

Para demonstran dari kelompok-kelompok kiri dan serikat pekerja diserang dalam perjalanan ke kementerian-kementerian dan setelah menghadapi polisi anti huru-hara. Sebanyak 35 ribu orang bergerak menuju istana kepresidenan, yang diapit oleh kongres dan gedung-gedung pemerintah.

Sebagian besar pendemo bersikap damai tapi ada kelompok-kelompok kecil dengan topeng melempari batu ke petugas yang bersiaga dan berhasil masuk ke dalam kementerian pertanian juga kementerian budaya dan perencanaan.

Polisi anti huru hara berjongkok di balik perisai hitam, melemparkan gas air mata, dan granat setrum ke pendemo. Hal itu memicu bentrokan dengan demonstran yang sampai membakar gedung kementerian pertanian dan membuat para pegawai di sana melarikan diri.

"Ada serbuan pintu masuk pribadi kementerian. Mereka menyalakan api di sebuah ruangan, memecah foto di galeri mantan menteri, dan menghadapi polisi. Bangunan sudah dievakuasi," kata juru bicara Kementerian Pertanian.

Tuntutan para demonstran agar Temer mundur dari jabatannya karena telah seminggu dia diperiksa terkait korupsi. Mereka juga meminta reformasi penghematan yang berpusat pada pemotongan sistem pensiun yang murah hati tapi tidak terjangkau segera diakhiri.

Temer dituding juga mengambil alih jabatan Ketua Partai Buruh, Dilma Rousseff setelah dia dipecat karena memanipulasi rekening pemerintah secara ilegal. Para pendemo mengatakan Temer dapat segera mengundurkan diri atau menjalani persidangan pemakzulan.

Di dalam Kongres, Senator Partai Buruh, Gleisi Hoffmann mengatakan, "Temer akan jatuh. Semua orang mengatakan pemerintah ini sudah mati".

"Ini akhir dari pemerintahan putchis. Itulah mengapa orang-orang turun ke jalan," kata demonstran Francisca Gomes, 59, dari Sao Paulo yang membawa pita bertuliskan 'RIP Temer'.

Reformasi penghematan terutama pensiun sendiri menurut Temer diperlukan. Perekonomian Amerika Latin terbesar telah terjebak dalam resesi selama dua tahun dan baru menunjukkan tanda-tanda kembali tumbuh walau tingkat pengangguran hampir 14%.

Namun Temer telah dituduh berusaha membayar uang tutup mulut kepada seorang politikus yang dipenjara. Lalu menyusul setelahnya, tuduhan korupsi yang menimpa sebagian besar pemerintahan dan kongres Temer dalam penyelidikan besar yang dikenal sebagai Operation Car Wash.

Untuk saat ini, Temer berusaha merangkul kongres-kongresnya untuk menolak seruan pemakzulan. Dia menyangkal melakukan kesalahan dan menegaskan tidak akan mengundurkan diri. (OL-3)